Judul: Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama
Penulis: Keigo Higashino
Penerjemah: Milka Ivana
Tahun terbit: 30 November 2020
Tebal buku: 516 halaman
Penerbut: Gramedia Pustaka Utama
Pembunuhan bisa terjadi di mana saja, termasuk di sebuah kota kecil, terpencil, dan nyaris terlupakan di tengah pandemi Covid-19.
Seorang mantan guru SMP ditemukan tewas tercekik di halaman rumahnya sendiri. Polisi tidak tahu apakah ini pembunuhan terencana, pembunuhan tak disengaja, atau aksi pencurian yang berakhir dengan pembunuhan. Korban adalah guru yang disegani. Setelah pensiun pun, mantan murid-muridnya sering menghubunginya untuk meminta bantuan atau nasihat. Jadi, tentu saja para mantan muridnya, yang pulang ke kota itu demi menghadiri reuni, termasuk dalam daftar orang-orang yang dicurigai.
Polisi kebingungan, dan si pembunuh lega karena identitasnya tidak akan pernah ketahuan.
Namun, ia tidak menyangka bahwa putri korban akan muncul bersama pamannya—seorang mantan pesulap eksentrik—dan ikut menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dan mencari tahu siapa yang membunuh Kamio Eiichi.
***
Sejujurnya, dari tahun lalu aku penasaran dengan buku-buku karangan Keigo Higashino
sensei. Berhubung aku tahu kalau salah satu genre beliau adalah
mistery, akhirnya aku memutuskan memilih dari sinopsisnya yang menarik hatiku. Akhirnya, pilihanku jatuh ke Black Showman ini. Alasannya sederhana, sih. Aku suka sampulnya! Haha. Terkadang, aku memang sesederhana itu dalam menentukan pilihan buku yang aku baca.
Mayo Kamio mendapatkan kabarnya apabila sang ayah, Eichii Kamio, meninggal dunia. Yang membuat dirinya semakin gusar adalah, kenyataan bahwa Eichii meninggal karena diduga dibunuh. Dengan perasaan berantakan, Mayo pun menempuh perjalanan menuju kota asalnya--yang omong-omong tak bernama--dari Tokyo.
Eichii merupakan sosok guru SMP yang begitu dihormati. Ia punya kharisma tersendiri sehingga membuat murid-muridnya terkadang masih menghubungi dirinya untuk mendapatkan nasehat, atau bahkan menjadikan Eichii sebagai mediator. Kebetulan, tak lama dari tanggal kejadian, angkatan Mayo sewaktu SMP akan mengadakan reuni. Tak heran apabila sejumlah kawan-kawan Mayo kembali ke kota itu dan membuat mereka tak terlepas dalam daftar terduga tersangka.
Ketika Mayo hendak menyerahkan semuanya pada pihak kepolisian, datanglah Takeshi Kamio, Paman Mayo yang sempat tinggal lama di Amerika Serikat dan menekuni karier sebagai pesulap ternama. Sosok pamannya yang eksentrik itulah yang membuat Mayo terdorong untuk ikut mengungkap kebeneran dari kematian Eichii tanpa bantuan dari kepolisian.
***
Kalau aku boleh jujur, aku memang sudah lama tidak membaca kisah detektif, apalagi yang ditulis oleh penulis Asia. jadi, dari awal aku bertanya-tanya, sosok seperti apakah si "detektif" yang akan memainkan peran dalam cerita ini? Bagaimana cara Takeshi dan Mayo mencari petunjuk untuk mengungkap si penjahat yang sesungguhnya?
Nah, kalau aku amati, dengan bacaanku yang terbatas, aku rasa Keigo Higashino sensei mencoba menggunakan metode Hercule Poirot di sini. Dalam artian, cara kerja Takeshi dan Poirot memang mirip. Penggunaan sel-sel kelabu sembari menggali informasi dari para saksi menjadi salah satu metode utama yang digunakan oleh Takeshi. Memang, sih, kisah dalam buku ini terasa lambat pace-nya. Akan tetapi, untungnya aku masih bisa menikmatinya.
Menurutku, Higashino sensei berhasil memunculkan sejumlah twist yang tidak terduga. Baik mengenai alur utamanya, maupun kisah-kisah lainnya yang muncul, seperti kisah Momoka dan suaminya. Ahh, satu hal yang sama sekali terlupa dari memoriku adalah surel yang sempat diterima Mayo dalam perjalanan menuju kota tempat tinggalnya. Ternyata itu menjadi salah satu hal penting dalam hubungannya dengan Kenta. Astaga. Aku betul-betul terlupa soal itu.
Oh, iya. Sepertinya. buku ini adalah buku berlatar pandemi COVID-19 pertama yang pernah kubaca. Tentu saja, keadaan di Jepang saat pandemi jauh berbeda dari di Indonesia. Jadi, menarik juga bisa tahu bagaimana negara lain menghadapi musibah pandemi yang tak terduga.
Baiklah. Meskipun aku tahu banyak yang bilang kalau karya-karya Higashino sensei tidak semuanya mencengangkan, aku masih penasaran dengan buku-buku beliau yang lainnya. Jadi, mari kita berburu kapan-kapan.
3.5 dari 5 bintang untuk sosok Takeshi yang selalu misterius.
Sincerely,
P.P. Rahayu