Image: unsplash, edited by me |
Judul: Rumah Kertas
Judul asli: La casa de papel
Penulis: Carlos Maria Dominguez
Terbit pertama kali: 2002
Penerjemah: Ronny Agustinus
Penerbit: Marjin Kiri
Tahun terbit: Desember 2020, cetakan kelima
Tebal buku: vi+76 halaman
Baca paperback
Seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Rekannya mendapati sebuah buku aneh dikirim ke alamatnya tanpa sempat ia terima: sebuah terjemahan berbahasa Spanyol dari karya Joseph Conrad yang dipenuhi serpihan-serpihan semen kering dan dikirim dengan cap pos Uruguay. Penyelidikan tentang asal usul buku aneh itu membawanya (dan membawa pembaca) memasuki semesta para pecinta buku, dengan berbagai ragam keunikan dan kegilaannya!
***
Kalau boleh jujur, Rumah Kertas merupakan salah satu paperback yang dari dulu aku penasaran baca. Aku masih ingat pada zaman bloger buku masih mendunia, banyak kawan-kawan bloger yang mengulas buku satu ini. Salah satu poin yang menarik dari buku ini adalah, bagaimana sang tokoh begitu dekat dengan seorang pencinta buku--atau bisa dibilang seorang pengkoleksi buku.
***
Tak ada yang tahu bagaimana sebuah buku bisa mengungkap kehidupan seseorang sedemikian rupa. Profesor Bluma Lennon meninggal tertabrak mobil karena keasyikan membaca kumpulan puisisi karya Emily Dickinson. Meskipun aku bukanlah pembaca tulisan klasik, aku tahu Emily Dickinson dari salah satu serial televisi di Apple TV. Dari situ, jelas kisah yang mungkin tebalnya tak lebih dari 100 halaman ini akan banyak bercerita tentang sastra, buku, dan semacamnya.
Tokoh 'aku' merupakan kawan karib Profesor Bluma di Universitas Cambridge. Di sela-sela kesibukan mengajarnya, tiba-tiba saja terdapat satu paket yang dialamatkan ke Profesor Bluma yang telah meninggal dunia. Paket itu berisikan novel The Shadow Line karya Joseph Conrad. Paket buku tersebut mungkin terlihat biasa-biasa saja, tapi selimut semen beserta dengan tujuan paket bagi Profesor Bluma yang telah tiada membangkitkan rasa ingin tahu bagi tokoh 'aku'. Apa maksud pengiriman paket buku bersemen itu?
***
Bagi seorang pecinta buku, maka seseorang pasti memiliki caranya tersendiri untuk mewujudkan rasa cintanya. Mungkin ada orang yang mencoba untuk mengoleksi buku-buku favorit mereka secara lengkap, ada yang mengoleksi versi fisik, ataupun memilih untuk mengoleksi buku secara digital. Untuk diriku sendiri, aku bukanlah orang yang memiliki keinginan muluk. Aku membaca karena aku suka dan mungkin aku belum bisa mengoleksi buku secara fisik seperti kawan-kawan yang lain. Pertimbangan hidupku yang nomaden menjadi salah satu alasannya.
Akan tetapi, apakah kecintaanku pada buku menjadi berkurang dibandingkan dengan orang lain yang mengoleksi buku fisik hingga ribuan seperti kawan-kawan kenalanku? Tentu saja, tidak. Kembali lagi, bagiku setiap orang pasti memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kecintaannya terhadap buku.
Dalam buku ini, Carlos Brauer mewujudkan kecintannya akan buku mulai dari mengoleksinya, hingga pada satu titik membangun sebuah rumah kertas secara harfiah. Ia membangun rumah di pinggir pantai menggunakan buku-buku yang ia koleksi. Tak heran apabila paket buku yang ia kirimkan ke Bluma berlumuran semen--karena memang dari sanalah mula paket itu berasal.
Perjalanan tokoh 'aku' untuk mengetahui asal mulai buku bersemen itu menurutku dikemas dengan apik oleh Carlos Dominguez. Rasa penasaran dibuat sedemikian rupa hingga kita tergelitik untuk mencari tahu apa yang sebetulnya terjadi dengan seorang Carlos Brauer.
Kalau boleh jujur, aku tidak terlalu punya komentar ketika membuat resensi buku ini. Efek jiwa berasa masih melayang-layang pasca sakit sepertinya masih cukup dominan saat aku mengetikkan resensi buku ini.
Yang pasti, buku ini menarik untuk dibaca sekali selesai.
4.5 dari 5 bintang.
Sincerely,
Ra