Alice's Adventure in Wonderland
Itu sebabnya pelajaran itu disebut lesson karena setiap hari selalu less. - Gryphoon.
oleh Lewis Carroll
3 dari 5 bintang
Sumver gambar: Goodreads |
Seri: Alice's Adventure in Wonderland #1
Genre: Klasik, Children Book
Penulis: Lewis Carroll
Alih Bahasa: Djokolelono
Desain dan Ilustrasi Sampul: Ratu Lakshmita Indira
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 144 halaman
Tahun terbit: 2016
ISBN: 078-602-03-2479-1
Baca via iJakarta
Di arah sana,”si Kucing melambaikan cakar kanannya, “tinggal si Tukang Topi. Dan di sebelah sana,” ia melambaikan cakar satunya, “tinggal si Kelinci Maret. Terserah siapa yang akan kaukunjungi. Dua-duanya gila.”
Alice bosan pada buku yang sedang dibacanya, sebab di buku itu tak ada gambar maupun percakapan. Maka, ketika seekor kelinci putih lewat tergesa-gesa sambil melihat jam sakunya, Alice mengikutinya, dan dimulailah petualangan Alice di Negeri Ajaib––negeri yang penuh makhluk aneh dan eksentrik. Alice bertemu sang Duchess dan kucingnya yang bisa bicara, Tukang Topi dan Kelinci Maret yang sibuk dengan jamuan teh mereka, si Kura-Kura Palsu yang menceritakan kisah hidupnya, dan banyak lagi lainnya.
Info lebih lanjut dapat dibaca di:
Goodreads
Bagiku, membaca buku anak menjadi salah satu hal yang berguna. Saat kamu merasa lelah membaca buku yang cukup advance, membaca buku anak bisa menjadi pilihan. Apalagi, dongeng klasik yang seharusnya memang sudah diketahui oleh semua orang. Alice's Adventure in Wonderland ini menjadi pilihan yang tepat buatku untuk mengatasi burn out.
Alice adalah gadis yang biasa-biasa saja. Bersekolah menjadi salahs satu rutinitas yang ia jalani. Suatu ketika, saat ia sedang bermain dengan kakaknya, Alice melihat seekor kelinci putih besar. Penasaran, Alice pun mengikuti si kelinci tersebut masuk ke dalam sebuah lubang. Tak disangka. lubang tersebut membawa Alice ke tempat yang sama sekali tak pernah ia sangka dan bayangkan.
Setelah proses jatuh yang lumayan lama, akhirnya Alice sampai di sebuah ruangan yang baginya aneh. Terdapat banyak pintu besar di ruangan tersebut. Sayangnya, keseluruhan pintu tersebut terkunci. Kelinci putih tadi ternyata pergi melewati sebuah pintu kecil yang tidak mungkin dilewati oleh Alice. Setelah berusaha mencari jalan keluar, Alice akhirnya menemukan kunci untuk pintu kecil tersebut dan juga sebuah ramuan dalam botol. Alice dengan sedikit ragu-ragu, meminum ramuan tersebut, dan akhirnya tubuh Alice menyusut dan terus menyusut. Dari sinilah, petualangan Alice di Negeri Ajaib dimulai.
***
Membaca kisah Alice ini membuatku senyum-senyum sendiri. Aku jadi teringat masa-masa saat aku suka sekali menonton kartun di televisi. Buatku, membaca kisah Alice menjadi hiburan tersendiri. Setidaknya, tidak perlu terlalu berpikir saat membacanya. Toh, ini adalah ksiah klasik yang cukup mudah dipahami, regarding the translation itself a little bit... kaku? Tapi masih bisa dipahami, kok.
Sebenarnya, aku tidak sengaja menemukan buku ini di aplikasi iJakarta. Berhubung aku memiliki janji pada diri sendiri untuk setidaknya mulai mencicil 1001 Books, akhirnya aku memberanikan diri membaca buku ini--okay, I actually ever tried to read Anna Karenina and The Great Gatsby, but then my phone was gone and I got some reading slump to continue my reading. Apalagi, buku ini hitungannya tipis. Jadi, dapat dibilang kalau bisa dibaca dalam sekali duduk.
Satu hal yang paling kusukai dari buku ini adalah, sampul dan juga ilustrasi yang disematkan. Benar-benar khas buku anak. Sampul yang digunakan cukup eye-catching dan koleksi-able. Yaa, sampul-sampul sederhana seperti ini sih yang sebenernya bikin orang ingin mengoleksinya. Lalu, untuk ilustrasinya sendiri menurutku sudah cukup menggambarkan cerita yang ada.
Oke, mungkin terkesan terlambat aku baru membaca kisah Alice sekarang. Akan tetapi, if I am not mistaken, tidak akan pernah ada kata terlambat untuk membaca kisah klasik.
3 bintang untuk petualangan Alice yang unik.
Sincerely,
Puji P. Rahayu