First Girl
“Menjaga dan melindungi Tiara bukan hanya tugas, tapi
juga kewajiban. Tiara telah jadi sahabat saya, dan saya kembali untuk
menyelamatkan sahabat saya.”—Aster.
By Luna
Torashyngu
3 for 5
stars
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Tebal halaman : 280 halaman
Tahun terbit : 2015, Cetakan pertama
ISBN :
978-602-03-1753-3
She has talent and she knows how to use it.
Tiara tadinya hanya remaja SMA biasa yang
hobi hang-out sepulang sekolah,
nongkrong dan jajan di kanti, juga sering ketiduran di kelas saat pelajaran
berlangsung.
Tapi hidup Tiara berubah setelah ayahnya
terpilih menjadi presiden. Sebagai anak presiden, Tiara mendapat fasilitas
pengamanan ketat dari Pasuka Pengamanan Presiden (Paspampres). Sejak itu
kebebasan Tiara seolah terenggut. Saat hang-out
dia selalu dikawal. Sebelum jajan di kantin, makanannya dicipi lebih dahulu
oleh pengawalnya. Dan yang bikin Tiara bête, dia nggak bebas lagi ngecengin
cowok yang diincarnya.
Tiara protes. Dia berontak. Dan protesnya
diterima. Tiara lalu mendapat pengawal pribadi yang seusia dengannya, bahkan
jadi murid baru di kelasnya.
Namanya Aster, bukan remaja biasa, dan
telah terlatih mengawal anak presiden.
Bisakah Tiara menerima Aster sebagai
pengawal pribadinya? Dan mampukah Aster melindungi Tiara saat dia tahu ada
pihak lain yang mengincar Tiara?
Review:
Hore. Akhirnya setelah mengumpulkan niat,
aku berhasil menyelesaikan membaca novel setelah vakum beberapa bulan. Hiks. Dan
aku memutuskan akan berusaha menulis review-nya. Oke, jadi novel yang kubaca
ini adalah seri terbaru dari novel Kak Luna. Aku inget banget kalo novel ini
terbit setelah ada Gathering Teenlit di Gramedia Central Park beberapa bulan
yang lalu. Dan, seperti biasanya, tema yang diangkat nggak biasa. Ciri khas Kak
Luna banget pokoknya.
Dyandra Sabilla atau Andra ditugaskan
sebagai pengawal bagi putri presiden Indonesia, Tiara. Andra yang merupakan
anggota dari unit Jathayu harus berusaha sebisa mungkin untuk menjaga
keselamatan Tiara. Berkali-kali Andra atau lebih dikenal dengan nama sandi
Aster, harus melanggar SOP karena pada akhirnya Andra merasa kalau Tiara bukan
hanya sekadar paket untuknya. Andra bisa merasakan kalau persahabatan yang
ditawarkan oleh Tiara membuatnya larut dan pada akhiranya. Andra menganggap Tiara sebagai sahabatnya.
Awalnya, masalah-masalah yang mengancam
keselamatan Tiara bisa diatasi oleh Andra dan timnya. Akan tetapi, suatu
kejadian membuat Andra dikeluarkan dari Jathayu. Tak berapa lama kemudian,
Tiara diculik dan berhasil membuat gempar Istana.
Dan kelanjutannya, baca aja sendiri.
Heuheu.
Ku suka dengan cerita ini. Banyak
teka-tekinya.
Tapi, waktu aku membaca novel ini, aku jadi
teringat dengan novel Kak Luna sebelumnya, D’Angel:
Princess. Garis besar ceritanya sama. Yakni, adanya seorang anak presiden
yang dikawal oleh pasukan khusus dan berumur sebaya dengan si anak presiden.
Jadi, aku merasa kayak sama aja bacanya.
Cuma, bedanya adalah kalau di First Love,
pengawalnya dari Jatayu—unit khusus di bawah paspampres---sedangkan di D’Angel: Princess, pengawalnya adalah
genoid.
Untungnya, aku masih tetep suka dengan
model ceritanya Kak Luna. Yaa, meskipun ada garis besar cerita yang sama dengan
novel sebelumnya.
Oke, pertama aku akan membahas sampulnya.
Dari sampul sebenernya nggak mencerminkan sama sekali kalau ini bukan novel cinta-cintaan.
Sebenernya, warnanya sih aku suka, cuma, gambarnya itu lhooo. Kenapa harus
seorang remaja cewek biasa gitu? Jadinya kan menipu. Sama, aku merasa ada
penurunan nih gambar-gambar covernya GPU. Sebagai contoh, aku lebih suka cover
seri Mawar Merah yang lama. Sorry to say,
Kak.
Jalan ceritanya, entah mengapa aku merasa
ada yang aneh. Tidak sehalus biasanya. Entahlah. Aku juga nggak tahu kenapa
merasa kayak gini. Apa karena faktor aku udah lama nggak baca karangan novel
Kak Luna? Atau akunya yang keseringan baca International
Relations Theory? Aku juga nggak tahu. Cuma, aku merasa nggak sepuas
biasanya.
Tapi tetep sih, aku nggak bisa menebak apa
yang terjadi. Heuheu. Nggak nyangka aja kalo ternyata Rio anaknya Bhaskoro.
Meskipun bukan anak kandung, sih. Tapi tetep aja. Dan aku semacam mau ngakak,
ini namanya mirip-mirip sama orang pemerintahan asli ya? Udah gitu, kerjaannya
hampir sama lagi. Jadi, kayak baca kisah nyata gitu. Keren banget deh pokoknya.
Hemm, komentarku soal jalan cerita. Bagus
tapi nggak smooth. Sama, aku tahu kok
ini pasti bakal jadi trilogi atau tetralogi, jadi aku masih penasaran dengan
misteri-misteri yang ada di buku ini. Kayak misalnya, organisasi MATA itu sebenernya
apa.
Terus, soal tokoh favorit. Siapo yaa? Andra
aja deh. Keren aja. Sekitaran umur 17 tahun, bisa bela diri, jago nembak, dan
jalan pikiran tak tertebak. She has
talent and she knows how to use it. Keren banget kamu, mah.
Tokoh ngeselin seumur hidup, tentu aja
Kenanga. Surya juga deng. Apa sih yang ada di pikiran mereka berdua? Udah gitu
yang Kenanga sengak setengah mati lagi. Geez.
Jadi, kesimpulannya aku masih penasaran
dengan semuanya. Aku masih penasaran kenapa ada organisasi MATA. Siapa yang
negebunuh Harry dan lainnya. Nasib Andra selanjutnya gimana. Kalau Bapaknya
Tiara udah turun jabatan gimana. Dan lainnya. Banyak banget yang bikin
penasaran. Nah, kayaknya aku bakal terus melanjutkan membaca seri ini dan akan
segera beli *kalau punya uang* waktu lanjutannya udah mejeng di rak buku.