Image: Canva, edited by me |
Judul: Perkumpulan Anak Luar Nikah
Penulis: Grace Tioso
Tebal buku: 396 halaman
Tahun terbit: 1 Juni 2023
Penerbit: Nour Publishing
ISBN: 9786232423985
Baca fisik
Shocking Confession from an Indonesian’s Ex-ASEAN Scholarship Recipient
Judul artikel itu mengguncang media sosial dalam semalam.
Martha, sang tersangka, panik. Keteledoran masa lalunya kini mencuat ke permukaan. Sebagai lulusan Computer Science, bagaimana bisa dia meninggalkan jejak digital yang menghantuinya dengan iming-iming penjara pada masa sekarang?
Pernikahannya guncang, kebebasannya terenggut, anak-anaknya terancam kehilangan sosok ibu hanya karena Martha memainkan “25 Question About Me” di blognya belasan tahun lalu dan menjawab terlalu jujur pertanyaan: “What is the wildest thing you’ve ever done when you’re 17 years old?”
I forged a legal document. Later, I used it to apply for a scholarship, and I got accepted!
***
Perkumpulan Anak Luar Nikah menjadi salah satu wishlist-ku tahun ini. Melihat hype-nya di media sosial, membuatku penasaran, fiksi sejarah seperti apa yang dicoba diangkat oleh Grace. Awalnya, aku berniat membacanya via Rakata. Akan tetapi, karena aku mengalami kendala di aplikasi itu, aku memutuskan untuk membeli versi fisiknya saja. To be honest, aku tidak menyesal membeli versi fisiknya karena ceritanya memang sangat-sangat menarik dan berkesan.
The Story
Kisah bermula dari artikel berjudul "Shocking Confession from an Indonesian's Ex-ASEAN Scholarship Recipient" yang mengguncang media sosial dalam semalam. Mulai dari situ, hidup Martha yang awalnya tenang-tenang saja, langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Melalui permainan "25 Question About Me" yang ia unggah di blognya belasan tahun lalu, dunia tahu kalau Martha pernah memalsukan dokumen legal dan menggunakannya untuk mendaftar beasiswa. Iya, beasiswa yang mengantarkan dirinya berkuliah di salah satu kampus terbaik di Singapura.
Memalsukan dokumen legal di negara yang penuh kedisplinan itu tentu saja akan membuat hidup Martha sepenuhnya tidak baik-baik saja. Ia harus berhadapan dengan aparat hukum dan kemungkinannya dia akan dipenjara. Lalu, bagaimana dengan nasib anak-anaknya, keluarganya, dan juga teman-temannya?
The Opinion
Sedari awal aku membaca blurb novel ini dan sejumlah ulasan singkat di Twitter, tersebut-sebut kalau PALN akan mengangkat sisi lain dari China-Indonesian. Berhubung aku tahu memang ada sejumlah dokumen dari teman-teman Tionghoa yang sengaja diberi tanda berbeda, aku sudah mengira arah dari pemalsuan dokumen itu ke sini. Akan tetapi, aku baru betul-betul tahu soal istilah anak luar nikah melalui novel ini. Jadi, ketika aku mengetahui mengapa sampai ada istilah anak luar nikah dan bagaimana awal mulanya, aku speechless. Iya, aku tahu kalau memang ada diskriminasi terhadap teman-teman Tionghoa di negeri ini, tapi ternyata banyak juga yang belum aku pahami.
Novel ini memang memiliki genre fiksi sejarah, tapi bukan berarti kisah Martha ini terjadi di masa lampau. Kisah ini terjadi di masa sekarang. Sayangnya, dampak diskriminasi dan represi yang dialami oleh keluarga Martha maupun suaminya, Ronny, masih terasa sampai sekarang. Oh, ya. Meskipun novel ini memang fokus pada kasus legal Martha, banyak kilas-balik yang diceritakan tak hanya berfokus pada masa lalu Martha. Ada kehidupan Ronny, kedua sahabat Martha, Fanny dan Linda, sepupu Martha, Yuni, hingga wartawan dari The Hongkong Post yang ingin mengangkat kisah Martha, Krisna.
Melalui novel ini, Grace Tioso mencoba untuk mengungkap bahwa diskriminasi dan represi yang dialami oleh teman-teman Tionghoa bahkan bisa dilihat kelindannya sejak tahun 65. Hal ini tidak mengherankan karena setelah aku membaca Metode Jakarta, aku memahami ada semacam pergeseran kebencian kolektif yang dicoba dilanggengkan. Sayangnya, kebencian tersebut malah mengarah ke teman-teman Tionghoa. Selain peristiwa 65, tentu saja kerusuhan tahun 1998 menjadi salah satu titik balik dari sejumlah tokoh dari novel ini, seperti Ronny yang enggan untuk kembali ke Indonesia.
Pun ketika Ronny dan juga Linda dan Fanny mempertanyakan keputusan Martha untuk mengelola salah satu akun anonim Twitter yang membahas politik, aku juga bisa memahami kenapa selalu ada ketakutan di sana. Seorang Chindo bersinggungan dengan politik? Itu akan jadi keputusan yang sangat-sangat sulit untuk dilakukan. Akan ada banyak pertimbangan di sana.
Conclusion
Rasanya, aku sudah lama sekali aku terakhir merasa tersentuh dengan bacaan yang aku baca. Nah, entah kenapa, di bagian-bagian akhir, aku bisa merasakan kesedihan dan keputusasaan Martha. Jadi, teman-teman, kalau sempat, bacalah novel ini dan kalian akan sedikit memahami bagaimana struggle teman-teman Tionghoa, yang mungkin belum pernah kita sadari sebelumnya.
Berhubung kerja-kerjaku juga dekat dengan isu-isu ini to some extent, aku merasa beruntung bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh. Tapi aku yakin, masih banyak yang belum aku ketahui. Jadi, aku akan berupaya untuk mencari tahu lebih banyak lagi.
5 dari 5 bintang untuk fiksi sejarah yang unik ini.