Judul: Katarsis
Penulis: Anastasia Aemilia
Tebal buku: 272 halaman
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Baca di Gramedia Digital
ka·tar·sis: n (Psi) cara pengobatan orang yg berpenyakit saraf dng membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dng bebas; (Sas) kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.
Seluruh keluarganya tewas dalam pembunuhan sadis, sementara Tara ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kotak perkakas kayu. Dengan bantuan Alfons, psikiaternya, polisi berusaha menemukan sang pembunuh lewat Tara yang mengalami trauma berat. Teka-teki pembunuhan ini makin membingungkan setelah muncul Ello, pria teman masa kecil Tara. Kematian demi kematian meninggalkan makin banyak tanda tanya. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam?
***
The Story
Tara Johandi ditemukan terikat di dalam sebuah peti. Sedangkan, ayah dan tantenya ditemukan tak bernyawa di rumah itu. Dalam keadaan seperti itu, tentu kesaksian dari Tara sangatlah penting. Sayangnya, Tara sama sekali enggan untuk membuka mulut. Hanya Alfons lah satu-satunya sosok yang bisa mendekati Tara dan membuat gadis itu terbuka padanya.
Akan tetapi, nyatanya kita tidak diajak untuk menyelami masa kini dari Tara saja dalam kisah ini. Kita akan diajak memahami kehidupan Tara semasa kecil, dan bagaimana banyak hal gelap yang menyelimuti hidup Tara.
Ketika keadaan di masa kini menjadi lebih baik untuk Tara, tiba-tiba saja muncul sosok bermama Ello yang mencoba untuk mendekati Tara. Pertemuan itu membuat Tara takjub, karena ia tak pernah bertemu sosok seperti Ello sebelumnya. Sosok yang mampu mengimbangi segala hal yang disembunyikan Tara dari orang lain.
The Opinion
Awalnya, kisah ini menarik. Banyak hal yang langsung memancing rasa penasaran. Seperti, apa yang sesungguhnya membuat Tara sedemikian benci dengan kedua orang tuanya—selain fakta bahwa ia tak menyukai nama yang diberikan orang tuanya. Adakah trauma masa kecil yang disimpan oleh Tara sampai ia merasa bahwa lebih baik orang yang tak ia sukai enyah begitu saja dari dunia.
Menurutku, motif satu ini tidak begitu tergali dalam kisah Tara. Meskipun penulis mencoba untuk memperlihatkan bagaimana hidup terasa begitu tidak adik bagi Tara, tapi aku sama sekali tak bisa memahami sikap Tara yang demikian. Apakah alasan bahwa dia psikopat iti cukup? Aku rasa harus ada motif mendalam untuk hal ini.
Lalu, aku merasa aneh kala terjadi pergantian sudut pandang antara Tara dan Ello. Yang membuat hal ini menyebalkan adalah, tidak jelasnya POV siapa yang digunakan. Alhasil, kerap kali aku harus menebak-nebak siapa yang sedang berbicara. Apalagi, gaya penceritaan dari sisi Tara dan Ello tidak dibedakan. Hmmm, jadinya malah cuma bikin bingung dan agak membosankan.
Satu lagi yang cukup kupertanyakan, alasan Ello dan ayahnya melakukan pembunuhan berantai itu. Sekali lagi, apakah simply karena keduanya psikopat? Aku masih belum juga memahami motif keduanya.
Terakhir, meskipun aku banyak mengeluh saat membaca novel ini, kisah yang Anastasia ini cukup menarik. Seingatku, pada tahun 2013, masih jarang penulis Indonesia yang mengambil genre thriller. Otomatis, pasti kisah Tara ini menjadi sesuatu hal yang baru kala itu.
Conclusion
Katarsis baru saja diangkat menjadi web series. Aku tak tahu apakah aku akan mencoba untuk menontonnya atau tidak. Mengingat kisahnya cukup gore.
Untuk sekarang, 3 dari 5 bintang untuk Katarsis.
Sincerely,
Ra
Be First to Post Comment !
Post a Comment