Movie Review: Virgo and the Sparklings (2023)

Image: google

Judul: Virgo and the Sparklings
Sutradara: Ody C. Harahap
Penulis: Ellie Goh, Rafki Hidayat, Is Yuniarto
Pemain: Adhisty Zara, Bryan Domani, Mawar Eva de Jongh, Ashira Zamita, Satine Zanita, Rebecca Klopper
Durasi: 1 jam 47 menit
Nonton di Cinepolis, Depok Town Square

Riani seorang remaja yang tidak terlalu normal, berurusan dengan kehidupan remaja sehari-hari yang “normal”, cinta, dan persaingan bersama sahabat dan teman band-nya, Ussy dan Monica. Sambil belajar mengendalikan kekuatan api & sinestesia. Di tengah krisisnya sebagai remaja, ternyata ada bahaya yang sangat besar bagi manusia. Apakah menyelamatkan dunia juga tanggung jawab anak muda? Aduh repotnya!

***

Setelah kemarin aku bisa dikatakan full sembuh dari sakit, akhirnya aku memutuskan untuk nonton film ketiga dari Bumilangit Cinematic Universe. Yap, apalagi kalau bukan Virgo and the Sparklings. Pendapatku? Menawarkan kisah super hero yang lebih relate buat generasi Z sih, kayaknya. Lalu, tentunya jauh lebih ringan dibandingkan dengan dua film BCU lainnya.


Tentang Cerita


Sejak kecil, Riani (Adhisty Zara) memang punya kekuatan super. Ia bisa mengeluarkan api dari tangannya dan ia bisa mengenali warna suara di sekitarnya atau yang bisa disebut sebagai sintesa. Sayangnya, kekuatan Riani untuk mengeluarkan api ini kadang tidak terkontrol. Alhasil, dia sempat menimbulkan kebakaran di sekolahnya berkali-kali. Hal ini jugalah yang membuat dirinya harus berpindah-pindah sekolah.


Kali ini, Riani berpindah ke SMA 3 Bandung. Kedua orang tuanya terus memperingatkan Riani untuk lebih berhati-hati dengan obsesinya terhadap api (?). Nah, di sekolah barunya inilah Riani berhasil menjalani kehidupan SMA-nya dengan cukup normal. Ia bisa nge-band bareng Ussy (Satine Zaneta) dan Monica (Ashira Zamita) yang dimanajeri oleh Sasmi (Rebecca Klopper). Mereka membentuk band rock yang mereka namai The Virgos. Selain itu, Riani juga bertemu cowok yang membuat hatinya berdebar, Leo (Bryan Dormani).


Di tengah kesibukan The Virgos yang sedang mengikuti kompetisi Stardom, tiba-tiba saja kasus kesurupan anak muda meraja lela di seluruh negeri. Anak yang kesurupan ini menjadi pemarah dan bahkan menyerang orang tua mereka. Dari situlah, Riani mengetahui kalau kekuatan apinya bisa menolong para anak yang kesurupan. 


Pendapatku


Tentu saja, Virgo and the Sparklings ini menjadi salah satu film BCU favoritku. Ceritanya ringan tapi relatable banget. Lalu, vibe-nya juga enggak se-dark dan njelimet Gundala ataupun Sri Asih. Kemarin waktu ngobrol sama Sup, yang ngebuat Virgo ini pace-nya jadi cukup cepat adalah gimana Riani enggak sibuk nyari tahu asal kekuatannya. 


Yaa, meskipun in a way, hal itu yang bikin penasaran, ya? Tapi, dengan enggak adanya kisah mencari asal mula kekuatannya, cerita di Virgo flow-nya lebih sat set dan enggak lama. Bisa dibilang, dengan durasi yang hampir 2 jam, Virgo seru banget dinikmati. Enggak bikin bosen.


Alur yang dibangun soal si musuh juga cukup make sense. Meskipun aku malah jadi penasaran, si Carmin (Mawar de Jongh) ini berarti musuhnya terpisah, ya, dengan musuh-musuh lain di BCU? Apa sebenernya dia termasuk tentara-nya Dewi Api? 


Sejumlah cameo yang muncul di Virgo and the Sparklings juga jadi daya tarik tersendiri. Mulai dari si Ridwan Bahri (Lukman Sardi), si anggota DPR yang sudah muncul dari zaman Gundala. Di akhir juga Sancaka (Abimana Aryasatya) bareng Cempaka (Vanesha Prescilla) juga muncul. Nah, ini yang bakal jadi bikin penasaran nantinya. Bakal gimana ya, Avengers versi BCU nantinya? Hero mana aja dan bakal ngelawan siapa aja nanti?


Kesimpulan


Seru! Menurutku Virgo and the Sparklings tuh semacam jadi versi Spider-man versi BCU. Lebih dekat isunya ke anak muda dan jauh lebih sat set ceritanya. Aku beneran menikmati sih, waktu nonton.


Jadi 8 dari 10 bintang deh untuk lagu-lagunya The Virgos yang seru juga didengerinnya.


Sincerely.
Ra

Be First to Post Comment !
Post a Comment