Movie Review: A Thousand Cuts (2020)

Image: PBS

Judul: A Thousand Cuts
Tahun rilis: 2020
Sutradara: Ramona S. Diaz
Penulis: Ramona S. Diaz
Durasi: 1 jam 39 menit
Nonton di pemutaran khusus yang diadakan oleh kantor 

A look at how Philippine President Rodrigo Duterte uses social media to spread disinformation.

***

Beberapa hari lalu, kantorku membuat acara dan salah satu kegiatannya adalah melakukan pemutaran film A Thousand Cuts. Film garapan Ramona Diaz ini menceritakan bagaimana Maria Ressa bersama dengan media yang dipimpinnya, Rappler, menjadi target represi dari pemerintahan Rodrigo Duterte di Filipina. 


Anyway, sebagai penyelenggara acara, aku kebagian tugas untuk mengecek film ini saat sebelum ditampilkan. Jadi, terhitung sudah dua kali aku menonton film ini.


The Story


Pada saat Rodrigo Duterte memimpin Filipina, ia mengeluarkan kebijakan yang sangat kontroversial, yakni war on drugs. Setiap warga yang menjadi pengguna maupun pengedar, akan ditembak mati. Tak heran apabila mayat-mayat bergelimpangan di jalanan kala kebijakan ini diterapkan.


Rappler merupakan media di Filipina yang sangat vokal dalam menyampaikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Duterte. Keberanian para reporter Rappler ini lambat laun mengusik pemerintah Duterte, yang nyatanya memang anti kritik. Duterte dan para loyalisnya bahkan menciptakan hoaks soal Rappler. Rappler dianggap sebagai media asing milik Amerika dan berita-berita yang disampaikan oleh Rappler hanyalah hoaks semata.


Puncaknya, reporter Rappler, Pia Ranada tidak diperbolehkan untuk masuk ke Malacanang. Lalu, Maria Ressa sebagai pendiri dan CEO Rappler, dikriminalisasi dan terancam harus mendekam di penjara.


The Opinion


Film dokumenter ini bagus dan tentunya, to some extent relatable dengan keadaan yang ada di Indonesia. Yang mengkritik pemerintah, ya akan direpresi sedemikian rupa. Jadi, memang pas menjadi bahan refleksi saat kita membicarakan bagaimana demokrasi di negeri kita ini juga sama terancamnya dengan yang ada di Filipina.


Yang harus kugarisbawahi, A Thousand Cuts berhasil menampilkan scene-scene yang thrilling. Jadi, meskipun durasinya cukup panjang, iya, 1 jam 50 menit, tapi bisa jadi tak terasa kalau kita betul-betul fokus untuk menontonnya.


Lalu, yang menjadi refleksi juga adalah, bagaimana keteguhan Maria Ressa begitu tergambar dengan apik dalam film ini. Bagaimana respons dia saat mendapatkan serangan dari para loyalis Duterte, keteguhannya mempertahankan apa yang ia anggap benar, dan keyakinannya bahwa apa yang ia lakukan bukanlah suatu hal yang salah. Mengkritik penguasa yang ugal-ugalan merupakan salah satu fondasi dari terwujudnya demokrasi yang bermartabat.


Conclusion


Menarik banget untuk ditonton dan direfleksikan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Nyatanya, demokrasi di Indonesia juga sedang rapuh. Bukan lagi stagnan, tapi bahkan mungkin memang sedang mengalami regresi.


Jadi, 7.5 dari 10 bintang untuk keteguhan Maria Ressa.


Sicnerely,
Ra

Be First to Post Comment !
Post a Comment