Movie Review: Suzume (2022)

Image: Wallpaper Abyss

Judul: Suzume
Judul asli: Suzume no Tojimori
Tahun rilis: 2022
Durasi: 2 jam 2 menit
Sutradara: Makoto Shinkai
Nonton di Cinepolis Kalibata City Square

A modern action adventure road story where a 17-year-old girl named Suzume helps a mysterious young man close doors from the outer side that are releasing disasters all over in Japan.

***

Kemarin hari, Mbak Indri ngajakin buat nonton film garapan Makoto Shinkai terbaru, yakni Suzume. Well, aku sudah mengenal karya Shinkai sejak Kimi no Nawa. Jadi, aku setuju saja saat diajak untuk menonton film satu ini. Setelah melalui drama-drama kehidupan kantor minggu kemarin, akhirnya kita putusin buat nonton di Kalibata City. 


The Story


Suzume telah kehilangan ibunya sejak kecil. Suatu bencana besar merenggut nyawa ibu Suzume dan memori perpisahan itu masih diingat Suzume dengan begitu jelas. Maka dari itu, sekarang Suzume tinggal dengan bibinya, Tamaki Iwato. 


Suatu hari, di perjalanan menuju ke sekolah, Suzume berpapasan dengan Sota Munakata. Paras Sota yang begitu tampan membuat Suzume terkesima. 


Setelah berpapasan dengan Sota, Suzume meneruskan perjalanannya ke sekolah. Akan tetapi, saat ia telah sampai, ia melihat bayang-bayang berwarna merah hitam yang mirip cacing tapi berukuran super besar dan sepertinya berakar di reruntuhan yang sempat ditanyakan Sota sebelumnya. Hanya Suzume yang bisa melihat bayangan si cacing itu, tanpa pikir panjang, ia pun pergi ke reruntuhan tersebut. 


Lalu, ia menemukan Sota yang sepertinya sedang berupaya menutup pintu, yang anyway menjadi gerbang bagi si cacing. Suzume pun berupaya membantu Sota untuk menutup pintu tersebut. Setelah berhasil, Sota tak menjelaskan bahwa di dunia ini memang ada gerbang-gerbang yang bisa menjadi tempat keluarnya si cacing. Apalagi sang penutup pintu, dalam hal ini Sota, tak berhasil menutup pintu itu tepat waktu, maka si cacing bisa jatuh dan menyebabkan terjadinya gempa.


Ahh, aku tidak bisa merangkum dengan singkat. Haha. Masalah datang kala salah satu penjaga kunci, Daijin, tak sengaja dilepaskan oleh Suzume. Maka dari itu, si cacing menjadi lebih mudah keluar dari gerbang yang tak terjaga. Parahnya lagi, Daijin juga semacam dikerjai oleh Daijin dan ia berubah menjadi kursi. 


Perjalanan panjang mencari gerbang-gerbang yang terbuka untuk mencegah terjadinya gempa bumi di Jepang pun dimulai. 


The Opinion


Makoto Shinkai selalu berhasil menampilkan kisah-kisah menyentuh dengan twist yang sungguh relatable. Sesungguhnya, aku sudah mulai tahu kalau Suzume ini secara tidak langsung menggambarkan bencana-bencana besar yang terjadi di Jepang, salah satunya gempa bumi yang terjadi pada tahun 2011 yang membuat reaktor Fukushima bocor. Gempa besar itu juga telah menewaskan lebih dari 14.000 jiwa. Tentunya, bencana ini begitu membekas di memori warga Jepang dan terus menjadi trauma tersendiri.


Sayangnya, aku belum menonton Weathering with You, jadi aku tak bisa membandingkan bagaimana jalur ceritanya. Akan tetapi, di sini, sedari awal kita sudah dipaparkan apa permasalahan yang muncul dan apa yang ingin dicapai oleh para tokoh utama. Jadi, tak terlalu ada twist yang sebegitunya. Seenggaknya, tidak ada twist semencengangkan di Kimi no Nawa.


Mungkin ada yang berkomentar soal bagaimana proses jatuh cinta antara Suzume dan Sota terasa begitu cepat. Akan tetapi, kalau dipikir-pikir, elemen drama ini yang dibutuhkan supaya ada alasan bagi Suzume untuk mau membantu Sota sedemikian rupa. Yaa, let's say just a young love in the air.


Kalau hal yang paling aku suka dari Suzume adalah bagaimana Makoto Shinkai berhasil menghadirkan unsur thrilling di sepanjang film. Aku bisa merasakan kepanikan Suzume saat para cacing itu sudah akan menyentuh daratan. 


Conclusion


Menurutku, Suzume ini menarik banget untuk ditonton. Aku bisa bilang ceritanya memang bagus dan kerasa fresh. Jadi, menurutku kalau kalian memang penggemar anime, Suzume ini selalu bisa jadi pilihan.


8 dari 10 bintang untuk Suzume.


Sincerely,
Ra

Be First to Post Comment !
Post a Comment