Judul: Mata di Tanah Melus
Penulis: Okky Madasari
Tahun terbit: 2018
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 192 halaman
Baca di Gramedia Digital
Pesawat kecil kami mendarat di negeri antah-berantah. Saat pesawat itu mulai merendah, aku bisa melihat hamparan hijau yang tak terlalu lebat, juga tak benar-benar hijau. Hijau yang kering dan lesu, namun justru terlihat ramah dan tak menakutkan untukku.
Perjalanan ke salah satu wilayah terluar Indonesia mengantarkan Matara, gadis berusia dua belas tahun, pada petualangan menakjubkan yang belum pernah ia bayangkan. Dunia yang serbaganjil pun menjadi sebuah kenyataan baru untuknya.
***
Tentang cerita
Matara dan mamanya pergi meninggalkan Jakarta. Hal ini terjadi karena Papa sudah tak lagi bekerja dan pertengkaran selalu menghampiri mama dan papa.
Mama adalah seorang pencerita. Ia membuat cerita untuk kemudian dituliskan. Bisa dibilang, Mama adalah perempuan yang cukup ensentrik dan tidak konservatif.
Perjalanan ke daerah timur Indonesia mengantarkan Mata ke sebuah petualangan yang sama sekali berbeda dari bayangannya. Ketika terpisah dari mamanya, Mata berkunjung ke tanah Orang Melus, bertemu dengan Ratu Kupu-kupu, dan juga Dewa Buaya. Ditemani Atok, Mata bertualang dan menyadari bahwa banyak hal yang mungkin tidak bisa dijelaskan oleh logika manusia biasa.
Tentang pendapatku
Dari awal, Okky memang menekankan bahwa kisah Mata adalah sebuah kisah petualangan anak-anak. Apakah ada siratan kritik sosial di dalam kisah Mata ? Tentu saja ada. Meskipun tipis saja. Tidak menjadi bagian utama dari kisah petualangan ini.
Membaca Mata di Tanah Melus memang serasa membaca kisah petualangan anak-anak yang menemukan tempat baru. Mereka menghadapi pengalaman baru sembari bertemu dengan orang-orang dewasa yang terkadang tidak memahami mereka.
Bagiku, membaca novel ini memang menjadi novel penghibur. Masalah yang dibawa tidak terlalu berat. Ini tentang Mata yang mencari mamanya. Mereka tak sengaja terpisah dan berakhir membuat Mata mengalami pengalaman yang tak biasa.
Kesimpulan
Ini kisah sederhana yang bisa dinikmati dalam sekali hidup. Menurutku, cocok lah untuk dijadikan buku bacaan bagi anak-anak. Meskipun, bagi yang tidak lagi anak-anak, kisah Mata juga lumayan menarik untuk diikuti.
Bahkan, aku malah penasaran dengan kisah
Mata selanjutnya. Apakah berhubungan dengan buku pertama ini? Apakah Mata akan kembali terpisah dari mamanya?
3.5 dari 5 bintang untuk kisah Matara.
Sincerely,
Ra
Be First to Post Comment !
Post a Comment