Book Review: Jingga untuk Matahari - Esti Kinasih (2016)

Judul: Jingga untuk Matahari
Penulis: Esti Kinasih
Durasi: 15 jam 47 menit
Tanggal rilis: 9 Juni 2022
Penerbit: Storyside
Dengar di Storytel

Diterbitkan secara fisik tahun 2016 oleh Gramedia Pustaka Utama

Ari dan Tari menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengar Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta.

Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papa. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya.

Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya?

“Kalo lo ngincer cewek yang udah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” kalimat Ata itu terus terngiang di benak Angga.

***

Dulu, rasanya nungguin banget Jingga untuk Matahari (JUM) terbit. Apalagi waktu tahu drama sempat-gagal-terbitnya dulu. Rasanya, penantian dari SMP terbayar kalau JUM akhirnya terbit.

Sayangnya, euforia itu hanyalah sesaat. Waktu JUM benar-benar terbit, aku enggak ada rasa excited sama sekali. Bahkan, aku baru tahu kalau dia terbit setelah beberapa bulan lamanya.

Akhirnya, karena kemarin aku telanjur langganan Storytel dan penasaran juga dengan kisah lanjutannya, jadilah kuputuskan untuk membacanya. Yang pasti, banyak banget hal-hal yang bikin aku menghela napas saking enggak ngertinya sama ceritanya.

The Story


Pencarian Ari dari buku pertama dan kedua akhirnya membuahkan hasil. Ia berhasil menemukan ibu dan saudara kembarnya, Ata. Pertemuan mereka kembali membuat Ari begitu bahagia. Ia pun mulai berharap kalau imajinya tentang keluarga yang utuh dan bahagia akan betul-betul terwujud. 

Bagi Ari, Ata adalah saudara kembar yang harus ia lindungi. Ia bersedia membantu Ata supaya mudah beradaptasi di SMA Airlangga. Tentu saja dibantu oleh dua sahabatnya, Oji dan Ridho.

Akan tetapi, yang tak Ari ketahui, Ata punya rencana tersendiri ketika bisa bertemu dengan Ari kembali. Rencana balaz dendam yang akan ia rancang serapi mungkin supaya bisa menciptakan efek yang begitu dahsyat bagi Ari. Efek kehancuran dan sakit hati yang tiada tara yang ia maksudkan. Maka dari itu, Ata pun mulai menjalin aliansi dengan Angga, musuh bebuyutan Ari dari SMA Brawijaya.

Belum cukup dari situ, Ata juga punya cara tersendiri untuk bisa memanfaatkan Tari, cewek yang paling disayang oleh Ari dan juga memiliki nama yang mirip dengannya.

My Thoughts 


Jadi, sebagai disclaimer, aku akan berkomentar sebagai pembaca yang sudah lama sekali waktu baca buku pertama dan kedua. Mungkin sudah lebih dari 10 tahun lalu aku membaca kisah Ari-Tari. Otomatis, aku sudah lupa bagaimana jalan cerita di kedua novel ini meskipun garis besarnya masih ingat sedikit-sedikit.

Lalu, kebetulan aku membaca novel ini dalam versi audiobook. Dengan demikian, aku banyak mendengarkan novel ini sambil bersih-bersih atau sedang jalan pergi. Konsekuensinya, mungkin ada beberapa bagian yang tidak bisa kudengarkan dengan baik.

Nah, selama mendengarkan, aku cukup terkejut dengan fakta bahwa Ari dan Tari sudah berpacaran. Ini jadiannya di JDE, kah? Aku enggak inget, tbh. Selain itu, kalau memang bener pacaran, Tari menerima dengan ikhlas atau dipaksa sama Ari? 

Berbeda dengan kedua buku sebelumnya yang fokus ke hubungan Ari-Tari dan mengungkap sedikit masa lalu Ari, di JUM memang fokus pada Ata. Kisah masa lalu Ata juga sempat dibahas dan alasan-alasan mengapa Ata ingin sekali balas dendam ke Ari juga dijelaskan.

Sayangnya, aku ngerasa JUM kehilangan charm-nya. Apakah karena dulu aku membacanya waktu SMP jadi merasa kisah ini bagus banget? Aku merasa, drama anak SMA ini biasa banget. Enggak ada istimewa-istimewanya, deh. Aku masih mempertanyakan kenapa dulu bisa membuatku tertarik. Haha. 

Terus, yang bikin aku sebel, aku sampai bosen dengerin "Saudara kembar identik Ari." Astaga. Mungkin itu disebut beribu-ribu kali di buku ini. Meskipun itu untuk menunjukkan keheranan Angga, tapi kalau disebut berkali-kali gitu, kan, jadi pengen ngebanting hape ã… ã… 

Aku tahu, sih, kalau dari JUM ini nanti masih akan ada kelanjutannya, yakni Jingga untuk Sendyakala (JUS). Tapi, ya itu, buku ini beneran cuma jadi filler. Alhasil, ceritanya kerasa lama banget. Bahkan, berasa banyak side story yang ada, kayak kisah Gita yang kayaknya bakal dipasangin sama Ridho. 

Hmm, jadi keinget kalau di sini interaksi antara Vio dan Oji lenyap begitu aja. Kayaknya dulu masih banyak adegan soal mereka berdua dan jadinya banyak yang bikin fanfic buat mereka.

Hal lain yang menurutku kurang believable adalah gimana Ari beneran enggak tahu sama sekali kalau ayahnya sudah menikah lagi. Iya, aku ngerti kalau Ari dan ibu tirinya tinggal di rumah yang berbeda. Tapi, kan, tetap saja, seharusnya sebagai seorang ibu tiri, dia berusaha mendekatkan diri ke Ari. Hmm. Sungguh aku enggak paham logika yang ada di sini.

Kesimpulan


Intinya, aku ngerasa kalau series ini sudah enggak lagi spark the joy buatku. Kalaupun nanti JUS udah terbit, aku mungkin akan tetap membacanya. Tapi, yaaa, enggak sat-set langsung kubaca gitu. 

Sorry to say but 2 out of 5 stars buat JUM.

Sincerely,
Ra
23.01.03
Be First to Post Comment !
Post a Comment