Book Review: I Want to Eat Your Pancreas - Yoru Sumino (2014)

Judul: I Want to Eat Your Pancreas
Penulis: Yoru Sumino
Penerbit: Seven Seas
Tahun terbit: 2016
Pertama kali diterbitkan pada tahun 2014

A high school boy finds the diary of his classmate--only to discover that she’s dying. Yamauchi Sakura has been silently suffering from a pancreatic disease, and now exactly one person outside her family knows. He swears to her that he won’t tell anyone what he learned, and the shared secret brings them closer together in this deeply moving, first-person story that traces their developing relationship in Sakura’s final months of life.

***

Sesungguhnya, I Want to Eat Your Pancreas ini merupakan buku rekomendasi dari Kak Chei untuk 12 Challenge. Berhubung setelah aku cek kalau buku ini juga merupakan debut novel dari Yoru Sumino--dan kebetulan berarti masuk ke prompt pertama di BTS Book Club Reading Challenge, akhirnya aku putuskan untuk membacanya. 

Awalnya, aku pikir I Want to Eat Your Pancreas ini novel Korea. Soalnya, dulu seingatku buku ini pernah diterbitkan oleh Penerbit Haru dan kebanyakan k-book yang diterbitkan. 

Aku paham, kok, kenapa banyak yang suka dengan buku ini. Sebagai light novel, buku ini berhasil menceritakan kisah romansa antar dua orang remaja ini dengan sederhana. Akan tetapi, entah mengapa, aku merasa bosan saat membaca perjalanan mereka.

The Story

Sakura Yamauchi mengidap kanker pankreas. Tak ada seorang pun yang mengetahui penyakitnya itu kecuali keluarganya. Bahkan, ia enggan memberi tahu sahabat baiknya, Kyoko.

Suatu hari, saat berada di rumah sakit, Sakura bertemu dengan tokoh "aku". Tokoh "aku" mengenal Sakura sebagai cewek kawan sekelasnya yang memiliki kepribadian jauh berbeda darinya. Tokoh "aku" sama sekali tak mengerti mengapa Sakura memberitahu dirinya soal penyakitnya. Ia juga masih tak punya jawaban kenapa Sakura ingin menghabiskan masa hidupnya bersama dengan dirinya.

Mengambil sudut pandang dari tokoh "aku", kita akan diajak mengenal Sakura. Sosok yang begitu cheerful tapi sebenarnya punya rahasia tersendiri. Meskipun ia sakit, Sakura selalu berupaya untuk tetap hidup normal. Ia pun berusaha melakukan hal-hal yang ingin ia lakukan sebelum ia harus pergi meninggalkan dunia ini.

My Thoughts

Bagiku, premis yang dibawakan menarik, kok. Enggak terlalu muluk juga apa yang dibawain. Hanya saja, entah mengapa dalam proses membaca buku ini, aku bosan setengah mati. Aku merasa tidak bisa engage saat membacanya.

Mungkin, yang bisa menjadi penyelamat dari novel ini adalah bagian akhir cerita. Untuk twist di bagian akhir, aku tidak begitu surprised. Bahkan, aku sempat terpikir, how if in the end she get hit by the car or else. Jadi, aku bisa bilang, prediksiku agak benar. Sakura didn't passes away because of her illnes.

Lalu, awalnya aku merasa annoyed dengan keputusan penulis untuk tidak mengungkap nama dari si tokoh "aku". Aku enggak bisa membayangkan bagaimana mereka menerjemahkan julukan-julukan itu dalam bahasa indonesia. Untuk versi Inggris-nya saja, sudah membuatku agak sakit kepala. Yaa, mudah-mudahan terdapat padanan kata yang tepat.

Oh, anyway, pilihan menyembunyikan nama dari tokoh utama itu juga membuat kita bertanya-tanya, siapa nama aslinya? Jadi, ketika nama aslinya di-reveal, ada semacam rasa puas karena misteri dari si "tokoh aku" bisa terbongkar.

Kesimpulan

Well, aku sangat memahami kalau pada dasarnya cerita di buku ini bagus dan unik. Hanya saja, ketika kemarin aku membacanya cukup struggle, aku tidak bisa memberikan penilaian yang setinggi untuk buku ini. Hmm, hal ini jadi membuatku terpikir, apakah ini efek terjemagan yang aku baca? Entahlah. 

Dengan demikian, aku hanya bisa memberikan 2.5 dari 5 bintang untuk Living for Dying.

Sincerely,
Ra
23.01.05
Be First to Post Comment !
Post a Comment