Book Review: Ephemera - Akaigita

Image: Bibli, edited by me

Judul: Ephemera
Penulis: Akaigita
Tebal buku: 296 halaman
Tahun terbit: 2020
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Baca di Gramedia Digital

Rumah di tepi rawa itu menyimpan bahaya. Dari kucing-kucing yang menghilang tanpa jejak, kerisik aneh di langit-langit pada malam hari, hingga takhayul keberadaan makhluk setinggi pohon kelapa yang menjaga tanah itu.

Suatu hari, Venus—anak perempuan penghuni rumah—terjatuh ke sumur dan koma. Saat dia siuman, dia mengaku terpeleset karena kaget melihat ular besar di sana. Tapi benarkah pengakuannya itu?

Lantas mengapa Adam, sahabat karib Venus, dikucilkan dan dituduh mendorong gadis itu ke sumur? Mengapa pula Luna, adik Venus yang serbatahu malah diam seribu bahasa?

Rumah di tepi rawa itu tak hanya menyimpan bahaya, tetapi juga rahasia gelap yang tak boleh menyebar.

Ephemera merupakan buku rekomendasi dari Kak Wardah untuk 12 Reading Challenge 2022. Awalnya, aku berusaha menyelesaikan buku ini sebelum tahun 2022 berakhir, tapi nyatanya aku ngantuk banget di malam tahun baru kemarin. Alhasil, buku ini menjadi buku pertama yang aku selesaikan di tahun 2023.

***

Venus baru sadar dari komanya. Sekitar satu setengah bulan lalu, Venus jatuh ke dalam sumur. Akibatnya, ia mengalami koma. Setelah sadar, Venus ternyata juga kehilangan ingatannya. Apalagi yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan itu.

Menjani hari-harinya kembali ternyata tak mudah bagi Venus. Banyak hal yang telah berubah di sekitarnya. Mulai dari sahabatnya, Adam, yang menjauhi dirinya. Dia juga kaget ketika orang tuanya melarangnya untuk berhubungan kembali dengan Adam. Lalu, adiknya, Luna, juga terlihat seperti menyembunyikan banyak hal darinya. 

Yang pasti, Venus merasa kalau orang-orang di sekitarnya menyembunyikan banyak hal darinya. 

Ringkasan Cerita


Awalnya, aku pikir buku ini hanya akan berfokus pada Venus dan upayanya mengungkap apa yang terjadi ketika ia terjatuh ke dalam sumur. Ternyata, aku salah. Di buku ini, kamu akan menemukan POV dari masing-masing tokoh. Jadi, tidak hanya dari sisi Venus saja kisah dunia Ephimera ini diceritakan.

Ada sudut pandang dari Adam yang ternyata disalahkan habis-habisan saat Venus terjatuh, sudut pandang Luna yang ternyata mengungkap kalau dia jadi anak yang paling menderita di Keluarga Utomo, dan bahkan ada sudut pandang dari Herman, kawan Adam yang ingin sekali membalas dendam (?) ke keluarga Venus.

Untungnya, meskipun terdapat banyak POV, enggak membuat ceritanya terpecah. Fokus ceritanya masih inline. Jadinya, enggak bikin bingung. Mungkin yang agak mengganggu, gaya bahasa Herman yang lumayan lebih nyantai. Bukan ngeganggu, sih. Lebih tepatnya, kayak njeglek dibandingkan gaya bahasa POV lain yang cukup formal.

Yang Aku Rasakan Saat Membaca


Aku rasa, sebagai novel young-adult, Ephemera berhasil memunculkan berbagai elemen yang menarik. Mulai dari. interaksi antar teman, hingga keluarga. Awalnya, aku merasa simpati dengan Venus. Tapi, setelah membaca POV dari Luna, ingin rasanya kujedukkan kepala Venus. Bersikap bak princess dan childish banget.

Meskipun begitu, bukan berarti aku menyukai karakter Luna. Aku masih merasa ada yang mencurigakan dari sosok adik Venus ini. 

Untuk twist-nya sendiri, aku cukup surprised karena aku enggak bisa menebak sama sekali apa hubungan antara jatuhnua Venus, meninggalnya Nougat, dan juga Datuk. Atau aku saja yang tidak peka sampai tak bisa menangkap hint-hint yang diberikan oleh penulis?

Yang aku sayangkan, aku kok merasa akhir dari kisah ini agak terburu-buru, ya. Iya, aku tahu Datuk akhirnya enggak ada, Yuniar--Ibu Venus dan Luna--mendapat ganjaran, dan lainnya. Tapi, banyak hal yang terasa menggantung.

Aku masih penasaran dengan akhir sikap ayah Luna pasca Yuniar dipenjara, mengapa Giga membantu Adam--meskipun dijelaskan kalau Giga bilang sudah saatnya demikian, aku merasa ada yang masih menggantung. Ini enggak membuka kemungkinan adanya season 2, kan?

Kesimpulan


Secara cerita, twist-nya lumayan enggak ketebak buatku. Meskipun, di awal pasti agak bingung waktu ngikutin ceritanya. Kayak, ini penulisnya mau bikin jadi fantasi, misteri, atau gimana?

Yang pasti, baca Ephemera ini seru, kok. Aku enggak merasa bosan waktu baca. Iya, jenis buku yang membuatku engage dan pengin cepat-cepat menyelesaikannya.

4 dari 5 bintang.

Sincerely,
Ra
23.01.01
Be First to Post Comment !
Post a Comment