Book Review: The Midnight Library (Perpustakaan Tengah Malam) - Matt Haig

Image: gramedia, edited by me

Judul: The Midnight Library
Penulis: Matt Haig
Penerjemah: Dharmawati
Tebal buku: 368 halaman
Tahun terbit: Juni 2021
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Baca di Gramedia Digital

Di antara kehidupan dan kematian terdapat sebuah perpustakaan yang jumlah bukunya tak terhingga. Tiap-tiap buku menyediakan satu kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani sehingga kau bisa melihat apa yang terjadi kalau kau mengambil keputusan-keputusan berbeda... Akankah kau melakukan apa pun secara berbeda jika kau mendapat kesempatan untuk membatalkan penyesalan-penyesalanmu? Benarkah kehidupan lain akan jauh lebih baik?

Nora Seed harus membuat keputusan. Ia dihadapkan pada kemungkinan bisa mengubah hidupnya, memiliki karier yang berbeda, tidak putus dari mantan kekasih, dan mewujudkan mimpinya sebagai glasiolog. Ia menjelajahi Perpustakaan Tengah Malam untuk memutuskan apa sebenarnya yang menjadikan hidup pantas dijalani. Setelah kehidupan yang diisi berbagai penyesalan dan kegagalan, akankah Nora Seed akhirnya mendapatkan kehidupan yang bisa memberinya kebahagiaan sejati?

***

The Midnight Library adalah buku rekomendasi dari Mbak Dewi untuk #12Challenge. Kemarin sempat mencoba "baca bareng" Kakpin dan Kak Wardah. Untungnya aku tidak mendusta, meski yang paling lama kelarnya.

Nora dan pilihan-pilihan hidup

Di ambang kematian, Nora sampai di Perpustakaan Tengah Malam. Sebuah perpustakaan yang memberikan ketidakterbatasan kemungkinan hidup bagi Nora. Ya, Nora bisa mengambil satu buku di perpustakaan itu dan menjalani hidup-hidup yang berbeda dari kehidupan akarnya. Mrs. Elm menjadi pemandu Nora saat menjalani berbagai kehidupan dari buku-buku di perpustakaan itu. Apakah Nora bisa menemukan kehidupan yang ia inginkan?

Dari awal, vibe buku ini memang cukup depresif. Mau tidak mau, kita akan dibawa hanyut dalam kehidupan penuh penyesalan dari Nora. Mulai dari penyesalan putus dengan Dan (pacarnya), tidak ikut Izzy ke Australia, atau mundur dari The Labyrinth. Jujur, ceritanya cukup berat. Aku betul-betul harus fokus saat membacanya.

Pembahasan soal mental health sebetulnya menjadi pembahasan utama dalam buku ini. Bagaimana seorang Nora memahami penyesalan-penyesalannya dan akhirnya bisa menemukan arti untuk hidup.

Bagus tapi aku agak bosan

Sebetulnya, jenis buku magic realism itu bagus, kok. Apalagi menyangkut isu kesehatan mental. Pesan yang mau disampaikan juga cukup mengena. Permasalahannya, aku merasa agak bosan ketika membaca buku ini. Menurutku, ceritanya lambat sekali. Entahlah. Aku hanya merasa konflik yang ditampilkan tidak sebegitu linearnya. Apalagi, dengan berbagai kehidupan yang harus ia jalani, kisah keseluruhan Nora terasa terputus. 

Kalau ditanya apakah ada lovable character.. aku rasa enggak ada. Aku bisa bilang tema buku ini memangs serius. Jadi, kalau tidak fokus, akan susah untuk bisa memahami keseluruhan ceritanya.

Kesimpulan

The Midnight Library memang bagus, kok. Meskipun agak membosankan, ceritanya cukup kompleks dan ngasih value lebih. Jadi, setelah selesai membaca buku satu ini, mari kita membaca hal-hal yang ringan setelah ini karena terus membaca buku berat malah bikin enggak semangat. 

3.5 dari 5 bintang.

Sincerely, 
Ra

Be First to Post Comment !
Post a Comment