Image: shutterstock |
Sok-woo, a father with not much time for his daughter, Soo-ahn, are boarding the KTX, a fast train that shall bring them from Seoul to Busan. But during their journey, the apocalypse begins, and most of the earth's population become flesh craving zombies. While the KTX is shooting towards Busan, the passenger's fight for their families and lives against the zombies - and each other
Ketika aku sudah selesai menonton film zombie Korea seperti Kingdom, Happiness, dan juga All of Us are Dead, maka aku jadi merasa berdosa belum menonton Train to Busan. Sesungguhnya, alasannya cukup simple. Aku dulu enggak punya keberanian untuk menonton film zombie. Well, film horror dan thriller bukanlah jenis film yang kugemari. Maka dari itu, aku butuh waktu yang cukup panjang untuk memberanikan diri.
Awal mula cerita
Setelah Seok-woo (Gong Yoo) tidak tinggal bersama, Soo-an (Kim Su-an) memang tinggal bersama Seok-woo. Akan tetapi, pada hari ulang tahunnya kali ini, ia ingin bersama dengan ibunya. Di tengah kesibukan pekerjaannya, Seok-woo memutuskan untuk menemani Soo-an dalam perjalanannya menuju Busan menggunakan KTX.
Nyatanya, perjalanan menuju Busan tersebut menjadi perjalanan yang sangat mencekam karena hampir seluruh penumpang telah berubah menjadi zombie.
Tentang kereta penuh zombie
Satu hal yang menarik dari Train to Busan adalah latar ceritanya yang memang berfokus di KTX. Tidak ada latar lain yang sengaja di-explore di sini. Bukannya membuat bosan, malah menurutku hal tersebut jadi menarik.
Lalu, untuk zombie-nya sendiri, jujur aku kurang paham awal mula bagaimana mereka bisa menjadi zombie. Kenapa mbak-mbak yang terinfeksi pertama di kereta itu bisa terinfeksi? Dari mana asal-muasalnya? Jujur, aku bingung sumber zombie-nya dari mana. Apakah aku yang kurang memperhatikan? Anyway, di sini zombie-nya juga agak sedikit disgusting, meskipun tidak separah di All of Us are Dead.
So far, karakter yang kusukai adalah Sang-hwa (Ma Dong-soek), setidaknya di sini dia berperan sebagai karakter yang paling logis dan rela berkorban. Ia juga berhati besar. Agak sedih juga sih waktu akhirnya dia terinfeksi.
Fokus pada kisah ayah dan anak
Tentu saja salah satu fokus cerita dari Train to Busan adalah bagaima hubungan antara Seok-woo dan putrinya. Dalam cerita ini, sosok Seok-wo yang sangat gila kerja berjuang mati-matian untuk melindungi putrinya selama zombie apocalypse. Berkali-kali momen menegangkan terjadi di sini. Yang paling berkesan menurutku adalah kejadian di Daegu kalau tidak salah, waktu ternyata seluruh tentara yang menjaga wilayah itu sudah menjadi zombia.
Lalu, kalau momen paling bikin hati patah tentu saja saat Seok-woo menyadari bahwa ia harus berpisah dengan Soo-an. Itu beneran cukup heart-breaking untuk ditonton.
Kesimpulan
Sebagai salah satu pioner dari film perzombian Korea, tentu saja Train to Busan punya charm-nya tersendiri. Jujur ceritanya cukup solid. Meskipun kembali llagi, aku belum paham asal-muasal zombie-nya dari mana. Akan tetapi, so far cukup menyenangkan untuk ditonton.
7 dari 10 bintang.
Be First to Post Comment !
Post a Comment