Besok Kita Belum Tentu Saling Mengingat: Karena Ingatan Ini Tidak Selamanya Ada

Besok Kita Belum Tentu Saling Mengingat

kenapa ragu untuk memberiku kecup yang sejadi-jadinya? sebab besok kita belum tentu saling megingat, kembali asing dan tak saling melihat.

Sumber: Goodreads.com

Judul: Besok Kita Belum Tentu Saling Mengingat
Penulis: Dopra
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Ilustrasi: Hidayatul Azmi
Tebal buku: 164 halaman
Tahun terbit: November 2019
Baca via Gramedia Digital

Saat Kamu Tidak Mencintaiku Lagi

saat kamu tidak mencintaiku lagi
daun-daun kehilangan hijaunya
angin kehilangan desirnya
laut lupa pada asinnya
dan puisiku ditinggalkan aksaranya

***

Rasanya, sudah lama sekali sejak terakhir saya membuat resensi buku puisi. Sejumlah buku puisi yang saya baca hanya saya resensi singkat di Goodreads. Tidak di blog.

Kali ini, saya tertarik untuk membahas buku puisi karya Dodi Prananda atau yang dikenal dengan nama penanya, Dopra. Kalau tidak salah, Kak Vina mengatakan kalau buku ini merupakan semacam antitesis dari Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini.

Serba realistis


Bagi saya, puisi-puisi dalam buku ini memang menonjolkan satu tema, yakni pertanyaan-pertanyaan retoris yang tidak membutuhkan jawaban. Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak sekali berhubungan dengan kesendirian dan kasih tidak sampai.

Tidak hanya itu, sejumlah puisi Dopra menyinggung bagaimana suatu cerita kasih telah usai dan tidak ada harapan untuk kembali lagi.

Kata-kata yang digunakan Dopra bukanlah kata-kata nan puitis yang begitu tinggi. Ia lebih sering menggunakan analogi dalam kehidupan sehari-hari seperti suasana kafe, keberadaan dari tukang cukur, hingga suasana dari sebuah restoran. Otomatis, seluruh puisi Dopra cenderung realistis dan tidak penuh kata yang berbunga-bunga.

Salah satu hal yang saya sukai dari buku ini adalah ilustrasi yang digunakan. Menurut saya, ilustrasi-ilustrasi yang digambarkan begitu realistis, meskipun di beberapa bagian terlihat creepy. Ilustrasi favorit saya di buku ini adalah ilustrasi dari puisi Selamat Tidur--yang notabene digunakan sebagai gambar sampul buku ini.

Bagi saya, ilustrasi tersebut mengingatkan saya pada gambar-gambar ilustrasi di Pinterest yang sering saya gunakan. Campuran antara sosok manusia bersama dengan tanaman-tanaman liar yang bersatu. Terlihat sekali rasa kesediahan dari sosok tersebut. Sendiri dalam sepi.

Sumber: pinterest.com, edited by me.


Kesimpulan


Saya selalu menyukai puisi. Akan tetapi, menuliskan resensinya membuat saya sedikit kesulitan. Semoga lain kali saya bisa menuliskan pemikiran saya mengenai buku puisi lain lebih baik lagi.

3 dari 5 bintang.

Sincerely,

Ra
2 comments on "Besok Kita Belum Tentu Saling Mengingat: Karena Ingatan Ini Tidak Selamanya Ada"
  1. Terima kasih sudah menuliskan ini ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sama-sama, kak.
      Ditunggu karya-karyanya :)

      Terima kasih sudah mampir.

      Delete