Omen
Kurasa setiap orang pasti pernah membayangkan untuk membunuh seseorang, kan? -- Erika
Sumber: goodreads.com |
Penulis: Lexie Xu
Series: Omen Series #1
Tahun Terbit: September 2012
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 312 halaman
Baca via Gramedia Digital
File 1 : Kasus penusukan siswa-siswi SMA Harapan Nusantara.
Tertuduh : Erika Guruh, dikenal juga dengan julukan si Omen. Berhubung tertuduh memang punya tampang seram, sifat nyolot, dan reputasi jelek, tidak ada yang ragu dialah pelakunya. Tambahan lagi, ditemukan bukti-bukti yang mengarah padanya.
Fakta-fakta : Bukan rahasia lagi tertuduh dan korban saling membenci. Perselisihan keduanya semakin tajam saat timbul spekulasi bahwa tertuduh ingin merebut pacar korban. Tidak heran saat korban ditemukan nyaris tewas di proyek pembangunan, kecurigaan langsung tertuju pada tertuduh. Masalah tambah pelik, karena sewaktu disuruh mendekam di rumah oleh pihak kepolisian, tertuduh malah kabur dengan tukang ojek langganannya yang bergaya preman. Akibatnya, tertuduh terpojok. Tertuduh juga orang pertama yang tiba di TKP korban-korban berikutnya.
Misiku : Membuktikan tertuduh tidak bersalah dan menemukan pelaku kejahatan yang sebenarnya.
Penyidik Utama,Valeria Guntur
***
Keputusan untuk membaca Omen pada dasarnya disebabkan oleh tantangan membaca yang saya lakukan bersama kawan saya, Chita @chitamania. Tema pertama yang dipilih untuk kali ini adalah genre horor dan thriller. Jadilah saya terpikir untuk membaca ulang Omen karya Lexie Xu. Iya, jadi saya sebetulnya sudah membaca Omen sebelumnya, akan tetapi, saya bermaksud untuk membaca ulang karena saya ingin membaca semua series-nya.
Lexie Xu merupakan tipikal penulis yang menciptakan universe tersendiri. Maka dari itu, saya merasa kurang sreg ketika saya ingin lanjut membaca seluruh series tapi saya lupa detail ceritanya. Maka dari itu, akhirnya saya memutuskan untuk membaca ulan buku pertama dari Omen Series ini.
Saudara kembar: obsesi dan kebencian
Bagi Eliza, kakak kembarnya, Erika, adalah pembawa petaka. Dalam artian, selalu merugikan dirinya. Penampilan yang urakan dan bahkan dijuluki sebagai omen, membuat Erika betul-betul menjadi sosok yang susah diatur. Yang pasti, kelakukan Eliza dan Erika sungguh berbeda seratus delapan puluh derajat.
Di sisi lain, bagi Erika, Eliza adalah sosok yang sangat licik. Ia akan melakukan apapun degan cara licik supaya bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Lama-kelamaan, Erika merasa bahwa Eliza selalu berpura-pura baik hanya untuk menutupi kelicikannya.
Suatu hari, Eliza yang sudah seperti Cinderella, tidak pulang tepat waktu. Otomatis, sang Ibu merasa khawatir dan meminta Erika mencari adik kembarnya itu. Dengan bantuan dari tukang ojek langganannya--yang omong-omong kerennya setengah mati, Erika pun menyeret dirinya untuk mencari keberadaan Eliza. Tak dinyana, Eliza ditemukan telah terkapar dengan luka tusukan di tubuhnya. Darah ada di mana-mana dan Erika sangat syok melihat adiknya itu.
Belum cukup kengerian itu berakhir, ternyata semua bukti yang ada malah membuat Erika terancam menjadi tersangka. Sebagai anak yang urakan dan tidak pernah diproritaskan oleh orang tuanya sendiri, Erika dituduh dengan semena-mena. Lalu, siapa sebetulnya dalang di balik perlakuan keji tersebut? Apa yang harus dilakukan Erika untuk membersihkan namanya sendiri?
Kengerian kisah thriller khas Lexie Xu
Sejak membaca Obsesi Series, saya sepenuhnya sadar bahwa Lexie Xu memang piawai dalam membuat kisah thriller remaja. Ia mampu menyajikan misteri yang juga disertai dengan plot twist di akhir. Sebetulnya, genre yang ditawarkan oleh Lexie Xu kala itu memang merupakan genre yang tak biasa. Alhasil, banyak penggermar Lexie yang mendeklarasikan diri sebagai Lexycopath.
Untuk kisah Omen sendiri memiliki linimasa sebelum kisah Johan Series. Saya memang tak terlalu ingat sebetulnya. Berapa tepatnya selisih tahun yang diceritakan. Akan tetapi, kedua kisah ini masih berhubungan satu sama lain--ya, saya melihat sejumlah sinopsis di Dark Series. Jadi, memang keputusan yang tepat bagi saya untuk membaca ulang novel ini.
Saya masih senang dengan misteri yang ditawarkan oleh Lexie Xu di Omen. Faktor karena saya terakhir membaca buku ini tujuh tahun lalu, membuat saya masih terkaget-kaget dengan twist yang disajikan. Seiring dengan waktu, tentu saya bisa memperhatikan detail yang saya lewatkan dulu.
Sedikit spoiler
Sumber: google.com, edited by me |
Secara cerita, Omen ini memang menarik sebagai kisah remaja yang tak biasa. Akan tetapi, kalau saya ditanya, ada beberapa hal yang cukup mengganjal. Sebagai contoh, meskipun pada penemuan sosok Eliza yang pertama, mengapa bisa Erika betul-betul tidak sadar? Iya, saya tahu kalau dia mengalami syok dan trauma. Akan tetapi, setelahnya, tidak ada sama sekali samar-samar ingatannya yang bekerja.
Lalu, untuk poin Ferly yang begitu saja mengikuti perintah Eliza, menurut saya cukup tidak masuk akal. Apa sebetulnya motivasi Ferly? Hanya cinta sajakah? Menurut saya motivasinya kurang kuat. Seharusnya, ada motivasi lain yang jauh lebih besar untuk membuat sosok Ferly mau mengikuti perintah Eliza.
Kemudian, jujur saya merasa banyak bagian-bagian yang tak terjelaskan dengan baik. Firasat Ojek--alias Viktor Yamada, yang merasa bahwa ada orang lain ketika ia dan Erika menginap di rumah Les hingga sikap Valeria yang tiba-tiba bersimpati pada Erika. Saya rasa hal-hal tersebut malah tidak dijelaskan oleh Lexie Xu di akhir.
Akibat perundungan
Sebetulnya, ada poin lain yang menarik dalam Omen ini, yakni mengenai perundungan di lingkungan keluarga. Erika sebagai sosok yang dianggap sebagai omen, betul-betul terbuang. Orang tuanya seolah tak mau mengakui dirinya sebagai anak. Padahal, tak ada hal yang salah dengan diri Erika. Asumsi dan juga ketakutan tanpa alasan lah yang membuat hidup Erika tak pernah mudah di lingkungan keluarganya.
Meskipun demikian, untungnya Erika tetap berpegang pada hati nuraninya dan menjadi sosok yang berhasil menjadi dirinya sendiri. Ia mencoba terus bangkit meskipun dunia begitu sulit padanya.
Dengan ini, maka saya memutuskan akan segera membaca buku lainnya dalam Omen Series.
4 dari 5 bintang untuk kepiawaian Lexie Xu membangun kehidupan Erika.
Sincerely,
Ra
Be First to Post Comment !
Post a Comment