Judul: Misteri di Styles
Judul Inggris: The Mysterious Affair at Styles
Series: Hercule Poirot Mysteries #1
Penulis: Agatha Christie
Penerjemah: Mareta
Tebal buku: 272 halaman
Tahun terbit: 16 September 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dari dulu, saya memang berkeinginan untuk membaca semua buku Agatha Christie. Sayangnya, semasa saya masih SMA, di rental novel langganan tidak ada serial yang lengkap. Yaa, harus saya akui saya ini cukup keras kepala. Meskipun buku Agatha Christie bisa dibaca terpisah, rasanya tidak lengkap kalau saya tidak membaca kisah Agatha dari awal. Jadilah kemarin saya tertarik untuk membaca The Mysterious Affair at Styles karena termasuk kisah besar Poirot yang pertama.
Kala itu, Hastings sedang berkunjung ke rumah kawanya di Styles, John Cavendish. Sebagai orang yang sempat terlibat dalam perang, Hastings memang membutuhkan sedikit waktu untuk berlibur. Ternyata, kedatangannya tersebut disabut oleh kematian Emily Inglethorpe yang kaya raya. Iya, Mrs. Inglethorpe adalah ibu tiri John Cavendish.
Banyak orang yang perlu dicurigai dalam kasus tersebut. Mulai dari kakak-beradik Cavendish, John dan Lawrence. Istri John Cavendish, Mary Cavendish yang terkesan selalu menutupi sesuatu. Mr. Inglethorpe, suami Mrs. Inglethorpe yang baru dan diyakini akan mewarisi seluruh harta Mrs. Inglethorpe apabila dia meninggal. Evelyn Howard, pelayan pribadi Mrs. Inglethorpe yang kemudian berhenti bekerja karena sempat bertengkar dengan Mrs. Inglethorpe. Serta, Cynthia Murdoch, seorang apoteker yang dikasihi oleh Mrs. Inglethorpe.
Kasus di Styles ini rumit dan sulit sekali dipecahkan. Tak ada bukti yang betul-betul jelas dalam kasus ini. Untungnya, ada Hercule Poirot yang sempat mendapat perlindungan dari Mrs. Inglethorpe. Maka, manta anggota polisi Belgia itu pun mulai beraksi dengan sel-sel kelabu miliknya. Siapakah dalang dibalik meninggalnya Mrs. Inglethorpe? Apakah dia hanya sekadar mendapat serangan jantung atau meninggal karena diracun?
Pada dasarnya, saya tidak pernah meyalahkan apabila pihak penerbit berusaha sebisa mungkin untuk menarik minat pembeli. Salah satunya adalah dengan mencetak ulang suatu buku dengan sampul baru. Nah, menurut saya, Gramedia Pustaka Utama cukup cerdas dalam melakukan hal ini. Kalau tidak salah ingat, sudah ada tiga jenis sampul yang dibuat oleh GPU untuk buku-buku Agatha Christie.
Jujur, sampul untuk buku yang saya baca ini menarik. Terlihat sederhana dan rapi. Gambarnya pun tidak berlebihan dan tentunya terlihat jauh lebih modern. Saya suka sampul yang sekarang. Bagi para kolektor, pasti akan sulit sekali memutuskan untuk membeli sampul yang mana untuk dikoleksi. Hoho.
Harus saya akui, mungkin inilah pertama kalinya saya betul-betul tergerak untuk membaca kisah Hercule Poirot dari awal. Mungkin efek dari menonton Knives Out beberapa minggu lalu dan juga Murder on the Orient Express. Alhasil, saya tergugah untuk membaca seluruh kisah Agatha Christie.
Saya memang punya niatan untuk membaca kisah Hercule Poirot dari dulu, akan tetapi memang belum punya kesempatan. Maka dari itu, ketika sekarang saya bisa, mengapa tidak?
Jujur, ketika membaca kisah ini, mau tidak mau saya membandingkan cara kerja Poirot dengan Holmes. Dan, memang cukup terasa perbedaan cara kerja keduanya. Lalu, saya juga merasa bahwa alur yang digunakan oleh Agatha Christie dan Aoyama Gosho--pencipta kisah Detektif Conan, cukup mirip. Setidaknya menurut cara pandang saya.
Menurut saya, Sir Arthur Conan Doyle lebih banyak berfokus pada cerita motif dari pelaku. Hal tersebut sering kali membuat saya seolah "terlepas" dari kasus intinya. Itulah yang sedikit kurang saya suka dalam gaya penceritaan Doyle. Akan tetapi, cara Agatha Christie termasuk cara bercerita yang saya suka. Ia haya berfokus pada bagaimana Poirot mengungkap misteri yang sedang diselidikinya.
Untuk Misteri di Styles ini sendiri, jujur twist yang disajikan cukup membuat saya tidak menyangka. Saya memang mencurigai satu orang dari awal, akan tetapi ternyata kecurigaan saya tersebut tidak terbukti. Yang ada, orang yang dicurigai terang-terangan--yang biasanya bukan berakhir menjadi tersangka, malah menjadi tersangka sebenarnya. Saya salut pada Agatha Christie yang berhasil memutarbalikkan kenyataan di dalam kisah ini.
Oh iya, saya kemarin sempat berpikir peran Hastings itu akan mirip dengan peran Watson dalam Sherlock Holmes. Setidaknya dalam hal menjadi narator seluruh kisah Poirot. Akan tetapi, kawan saya menampik hal tersebut. Ia mengatakan bahwa Hastings tidak selalu ada dalam setiap kisah Poirot. Otomatis, saya jadi penasaran dengan bagaimana kisah Poirot yang lainnya.
Sebagai pembuka kisah, saya rasa Misteri di Styles ini patut diapresiasi. Meskipun sejumlah orang menyatakan bahwa kisah ini bukan kasus terbaik dari Poirot, akan tetapi saya rasa Misteri di Styles cukup menarik untuk dibaca.
4 bintang untuk perkenalan awal dengan Hercule Poirot.
Sincerely,
Ra
Judul Inggris: The Mysterious Affair at Styles
Series: Hercule Poirot Mysteries #1
Penulis: Agatha Christie
Penerjemah: Mareta
Tebal buku: 272 halaman
Tahun terbit: 16 September 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Siapa yang meracuni Emily Inglethorpe yang kaya, dan bagaimana si pembunuh masuk serta melarikan diri dari kamarnya yang terkunci? Kasus ini diperumit banyaknya orang yang punya motif untuk membunuh korban—mulai dari suami baru korban hingga ke dua anak tirinya, pelayannya yang temperamental, serta gadis cantik yang bekerja di apotek rumah sakit.
Novel ini menjadi debut yang brilian bagi Detektif Belgia Hercule Poirot dan jadi titik awal Agatha Christie sebagai Ratu Misteri.
***
Dari dulu, saya memang berkeinginan untuk membaca semua buku Agatha Christie. Sayangnya, semasa saya masih SMA, di rental novel langganan tidak ada serial yang lengkap. Yaa, harus saya akui saya ini cukup keras kepala. Meskipun buku Agatha Christie bisa dibaca terpisah, rasanya tidak lengkap kalau saya tidak membaca kisah Agatha dari awal. Jadilah kemarin saya tertarik untuk membaca The Mysterious Affair at Styles karena termasuk kisah besar Poirot yang pertama.
Misteri di Styles
Kala itu, Hastings sedang berkunjung ke rumah kawanya di Styles, John Cavendish. Sebagai orang yang sempat terlibat dalam perang, Hastings memang membutuhkan sedikit waktu untuk berlibur. Ternyata, kedatangannya tersebut disabut oleh kematian Emily Inglethorpe yang kaya raya. Iya, Mrs. Inglethorpe adalah ibu tiri John Cavendish.
Banyak orang yang perlu dicurigai dalam kasus tersebut. Mulai dari kakak-beradik Cavendish, John dan Lawrence. Istri John Cavendish, Mary Cavendish yang terkesan selalu menutupi sesuatu. Mr. Inglethorpe, suami Mrs. Inglethorpe yang baru dan diyakini akan mewarisi seluruh harta Mrs. Inglethorpe apabila dia meninggal. Evelyn Howard, pelayan pribadi Mrs. Inglethorpe yang kemudian berhenti bekerja karena sempat bertengkar dengan Mrs. Inglethorpe. Serta, Cynthia Murdoch, seorang apoteker yang dikasihi oleh Mrs. Inglethorpe.
Kasus di Styles ini rumit dan sulit sekali dipecahkan. Tak ada bukti yang betul-betul jelas dalam kasus ini. Untungnya, ada Hercule Poirot yang sempat mendapat perlindungan dari Mrs. Inglethorpe. Maka, manta anggota polisi Belgia itu pun mulai beraksi dengan sel-sel kelabu miliknya. Siapakah dalang dibalik meninggalnya Mrs. Inglethorpe? Apakah dia hanya sekadar mendapat serangan jantung atau meninggal karena diracun?
Sampul yang Menarik
Sumber: pinterest.com, edited by me |
Jujur, sampul untuk buku yang saya baca ini menarik. Terlihat sederhana dan rapi. Gambarnya pun tidak berlebihan dan tentunya terlihat jauh lebih modern. Saya suka sampul yang sekarang. Bagi para kolektor, pasti akan sulit sekali memutuskan untuk membeli sampul yang mana untuk dikoleksi. Hoho.
Opini Saya
Harus saya akui, mungkin inilah pertama kalinya saya betul-betul tergerak untuk membaca kisah Hercule Poirot dari awal. Mungkin efek dari menonton Knives Out beberapa minggu lalu dan juga Murder on the Orient Express. Alhasil, saya tergugah untuk membaca seluruh kisah Agatha Christie.
Saya memang punya niatan untuk membaca kisah Hercule Poirot dari dulu, akan tetapi memang belum punya kesempatan. Maka dari itu, ketika sekarang saya bisa, mengapa tidak?
Jujur, ketika membaca kisah ini, mau tidak mau saya membandingkan cara kerja Poirot dengan Holmes. Dan, memang cukup terasa perbedaan cara kerja keduanya. Lalu, saya juga merasa bahwa alur yang digunakan oleh Agatha Christie dan Aoyama Gosho--pencipta kisah Detektif Conan, cukup mirip. Setidaknya menurut cara pandang saya.
Menurut saya, Sir Arthur Conan Doyle lebih banyak berfokus pada cerita motif dari pelaku. Hal tersebut sering kali membuat saya seolah "terlepas" dari kasus intinya. Itulah yang sedikit kurang saya suka dalam gaya penceritaan Doyle. Akan tetapi, cara Agatha Christie termasuk cara bercerita yang saya suka. Ia haya berfokus pada bagaimana Poirot mengungkap misteri yang sedang diselidikinya.
Untuk Misteri di Styles ini sendiri, jujur twist yang disajikan cukup membuat saya tidak menyangka. Saya memang mencurigai satu orang dari awal, akan tetapi ternyata kecurigaan saya tersebut tidak terbukti. Yang ada, orang yang dicurigai terang-terangan--yang biasanya bukan berakhir menjadi tersangka, malah menjadi tersangka sebenarnya. Saya salut pada Agatha Christie yang berhasil memutarbalikkan kenyataan di dalam kisah ini.
Oh iya, saya kemarin sempat berpikir peran Hastings itu akan mirip dengan peran Watson dalam Sherlock Holmes. Setidaknya dalam hal menjadi narator seluruh kisah Poirot. Akan tetapi, kawan saya menampik hal tersebut. Ia mengatakan bahwa Hastings tidak selalu ada dalam setiap kisah Poirot. Otomatis, saya jadi penasaran dengan bagaimana kisah Poirot yang lainnya.
Kesimpulan
Sebagai pembuka kisah, saya rasa Misteri di Styles ini patut diapresiasi. Meskipun sejumlah orang menyatakan bahwa kisah ini bukan kasus terbaik dari Poirot, akan tetapi saya rasa Misteri di Styles cukup menarik untuk dibaca.
4 bintang untuk perkenalan awal dengan Hercule Poirot.
Sincerely,
Ra
Be First to Post Comment !
Post a Comment