Resensi Film: Knives Out (2019), Ketika Twist yang Diharapkan Tak Kunjung Muncul


Knives Out
Nothing brings a family together like murder

resensi-film-knives-out
Knives Out (2019). Sumber: IMDb
Judul: Knives Out
Sutradara: Rian Johnson
Penulis Naskah: Rian Johnson
Pemain: Daniel Craig, Crish Evan, Ana de Armas
Genre: Comedy, Crime, Drama
Durasi: 130 menit
Ditonton di Plaza Depok, Rp35.000,-

When renowned crime novelist Harlan Thrombey dies just after his 85th birthday, the inquisitive and debonair Detective Benoit Blanc arrives at his estate to investigate. From Harlan's dysfunctional family to his devoted staff, Blanc sifts through a web of red herrings and self-serving lies to uncover the truth behind Thrombey's untimely demise.
***

Bagi saya, menonton film detektif akan menjadi salah satu hal yang menarik. Sebagai pecinta kisah Sherlock Holmes, tentu saya sangat senang ketika mengetahui ada satu film mengenai detektif yang bukan Holmes maupun Poirot. Bukankah mengenal sosok detektif baru di industri ini akan sangat menarik?

Sinopsis

Keluarga Thrombey. Sumber: nme.com

Suatu hari, Harlan Thrombey (Christoper Plummer) ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Maka dari itu, sebuah investigasi dilakukan untuk mengungkap apa yang sebetulnya terjadi pada penulis novel misteri yang dikagumi di seantero kota

Film dimulai dengan adegan-adegan interogasi yang dilakukan oleh Letnan Elliott (LaKeith Stanfield). Interogasi tersebut melibatkan seluruh anggota keluarga Thrombey yang tersisa, mulai dari Linda Drysdale (Jamie Lee Curtis), putri pertama Harlan; Richard Drysdale (Don Johnson), suami Linda; Walt Thrombey (Michael Shannon), putra ketiga Harlan; Joni Thrombey (Toni Collette, istri putra kedua Harlan; Meg Thrombey (Katherine Langford), putri Joni, hingga Marta Cabrera (Ana de Armas), perawat utama Harlan.

Interogasi ulang tersebut nyatanya sedikit demi sedikit telah mengungkap jalan cerita asli kematian Harlan. Hal inilah yang berupaya diungkap oleh Benoit Blanc (Daniel Craig), detektif swasta yang disewa oleh seseorang yang tak dikenal. Bukan soal uang yang membuat Blanc tertarik mengungkap kasus ini, akan tetapi adanya keanehan-keanehan yang ia temui dari investigasi yang ia lakukan.

Menunggu Twist yang Tak Kunjung Muncul

Sumber: google.com, edited by me.

Tentu, saya sebagai seorang penonton film merasa bahwa apa yang ditawarkan oleh Knives Out adalah sesuatu yang baru. Dalam artian, mencoba untuk mengangkat sosok detektif selain Holmes dan Poirot merupakan hal yang sangat berani. Akan ada banyak orang yang membanding-bandingkan kemampuan Blanc dengan kedua detektif tadi. Meskipun demikian, menurut saya, Benoit Blanc di sini berhasil menciptakan karakternya sendiri. Sebagai seorang detektif, ia cukup menganalisis dari beberapa fakta yang ia temukan. Ia tak perlu show off sepeerti Holmes di tiap aksinya.

Kemudian, para pemainnya sendiri saya akui telah memiliki porsi yang baik. Mereka semua memiliki peran yang signifikan dalam keseluruhan jalan cerita. Bahkan, sosok K. Callan yang memerankan Grannana Wannetta cukup mencuri perhatian. Bahkan, menjadi kunci dari keseluruhan kasus.

Akan tetapi, entah mengapa saya tidak bisa menikmati Knives Out seperti orang-orang lain yang lebih dulu menonton. Saya merasakan adanya kejanggalan yang cukup membuat saya terusik. Sebagai contoh, saya mengharapkan adanya twist di bagian akhir film. Twist yang setidaknya membuat saya jaw dropping. Sayangnya, sama seperti pendapat kenalan saya, I keep waiting for the twist, but there is no any. 

Iya. Bagi saya, twist yang disajikan oleh Rian Johnson tidak cukup membuat saya tercengang-cengang. Bahkan, menurut saya hal tersebut sangat mudah tertebak. Merupakan suatu hal aneh apabila Ransom Drysdale yang diperankan oleh aktor sekelas Chris Evan, tidak memiliki peran yang signifikan dalam cerita ini. Sayangnya, menurut saya, twist ini tidaklah se-grande yang saya harapkan.

Kemudian, satu hal lagi yang cukup mengganggu adalah teknik kilas balik yang digunakan oleh Rian Johnson. Saya masih setuju, kok, dengan bagaimana diceritakan kemungkinan-kemungkinan motif yang dimiliki oleh masing-masing anggota keluarga Thrombey. Akan tetapi, saya merasa bahwa informasi yang digali dari Marta terlalu banyak. Hal inilah yang membuat saya mengharapkan suatu bentuk plot twist maha dahsyat di akhir. Unfortunately, hal tersebut tidak terjadi.

Kesimpulan

Detektif Benoit Blanc. Sumber: cinemablend.com

Banyak yang memberikan penilaian bagus untuk film ini. Bahkan, reviewer favorit saya di YouTube, Cine Crib, memberikan skor hampir sempurna. Akan tetapi, kala ini saya tidak sependapat. Menurut saya, meskipun cerita yang disajikan telah utuh dan bahkan menggunakan teori donat yang unik, plot twist besar di akhir cerita kurang begitu berkesan bagi saya.

Meski demikian, bukan berarti film ini menjadi tidak layak ditonton. Saya masih menyukai sense detektifnya dan juga para pemainnya. Film ini masih mampu membangkitkan kenangan-kenangan saya terhadap kisah-kisah detektif yang selalu menjadi favorit saya. Kemudian, saya juga sangat suka dengan setting rumah Keluarga Thrombey. Rumah itu betul-betul terlihat antik dan menarik.

3 bintang untuk sosok Benoit Blanc dan aksennya yang unik.

Best regards,
Puji P. Rahayu
Be First to Post Comment !
Post a Comment