Fortunately, The Milk: Fantasi Anak Khas Neil Gaiman


Fortunately, The Milk

oleh Neil Gaiman
3 dari 5 bintang


Image: Goodreads
Judul: Fortunately, The Milk
Judul terjemahan: Untunglah, Susunya
Penulis: Neil Gaimana
Ilustrator: Skottie Young
Alih bahasa: Djokolelono
Tebal buku: 128 halaman
Tahun terbit 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1225-5
Beli di TB. Gramedia Depok

“Aku membeli susu,” kata Ayah. “Aku keluar dari toko pojok, dan mendengar suara aneh seperti ini: dhum… dhumm… Aku mendongak, dan kulihat piringan perak besar menggantung di atas Jalan Marshall.” 

“Halo,” pikirku. “Itu bukan sesuatu yang kaulihat setiap hari. Lalu sesuatu yang aneh terjadi.” 

Ingin tahu kelanjutan ceritanya? Baca saja petualangan aneh dan ajaib ini, yang diceritakan dengan lucu oleh Neil Gaiman, penulis bestseller pemenang Newbery Medalist. Ilustrasi oleh Skottie Young.

***

Sosok Neil Gaiman merupakan salah seorang penulis fantasi yang banyak digandrungi oleh para pembaca fantasi. Mitologi Nordik, American Gods, maupun Neverwhere merupakan beberapa karyanya yang terkenal. Penulis asal Inggris ini memang mendedikasikan karyana di genre fantasi, horor, maupun fiksi ilmiah. Lalu, apakah ada kisah fantasi yang pas untuk anak-anak?

Menemukan nama Neil Gaiman di tumpukan buku obral di Gramedia merupakan hal yang tidak biasa--setidaknya untuk saya. Jujur saya memang belum pernah membaca karya Gaiman sebelumnya. Meskipun banyak yang bilang kalau Mitologi Nordik dan American Gods itu seru. Yaa, bagaimanapun, I still a romance reader. 

Seperti yang saya bilang tadi, saya tak sengaja menemukan novel ini di tumpukan obralan Gramed. Berbekal uang IDR20,000 saja, akhirnya saya memutuskan untuk membawa pulang novel dengan sampul penuh ilustrasi ini. 

Saya tidak terlalu ingat berapa lama saya mendiamkan novel ini di tas saya--saya bahkan baru ingat ketika membongkar tas yang sudah jarang saya pakai itu. Akhirnya, karena saya harus menempuh perjalanan yang cukup lumayan menuju kantor, saya putuskan menghabiskan waktu dengan membaca. 

Well, premis yang ditawarkan oleh Gaiman ini pada dasaarnya sederhana. Ini hanya tentang perjalanan Ayah yang membelikan susu bagi anak-anaknya. Akan tetapi, ternyata sang Ayah harus melewati berbagai petualangan tak terduga untuk membawa pulang susu yang telah ia beli. Iya, petualangan itu melibatkan pertemuan dengan para bajak laut, hingga Profesor Stegosaurus yang nyentrik dan mengendarai Bola-Apung-Pengangkut-Orang.

Nah, yang membuat menarik, Ayah bersama dengan Profesor Steg harus menjelahi waktu pula untuk betul-betul bisa kembali ke tempat Ayah berasal. Wah, hal yang tak disangka-sangka, bukan?

Image: pinterst, edited by me
Yaa, sebagai sebuah novel fantasi anak, Fortunately, The Milk tidak menyajikan cerita yang rumit. Saya sih senang-senang saja saat membacanya. Bagaimanapun, kali ini saya sedang malas berpikir ketika membaca. Saya cuma butuh bacaan ringan yang menghibur. Secara cerita, saya tidak terlalu terkesan juga dengan ceirta ini. Biasa saja. Tapi mungkin, ilustrasi yang dibuat oleh Skottie Young cukup menarik untuk dilihat. 

Dapat dibilang, novel ini merupakan novel untuk sekali duduk. Ukuran huruf yang sangat child-friendly ini akan membuatmu lebih mudah membacanya sampai habis dalam satu waktu.

Lalu, apakah saya akan mencoba untuk membaca karya Gaiman lainnya? Mungkin iya. Akan tetapi, saya butuh waktu untuk mengembalikan mood saya, baik dalam membaca maupun menulis blog.

Sekian resensi untuk novel anak ini. Tiga bintang untuk Profesor Steg yang ternyata seorang ibu-ibu!

Sincerely,

Puji P. Rahayu
Be First to Post Comment !
Post a Comment