Bincang-bincang BBI Lintas Generasi: Living Legend Buku Kacrut Itu Hanya Isu!

Yang namanya hidup itu, tidak mudah. Kita tidak dapat seenaknya mengubah hidup kita dari A menjadi B. Tidak akan pernah ada yang bisa mengubah diri seseorang tanpa adanya respons dari yang diubah. Lalu, apa hubungan semua kalimat di atas dengan postingan ini? Kuyakinkan kalian semua, tidak ada hubungannya sama sekali. Haha.

Hello, people! 
Apa kabar? Semoga semuanya sedang berbahagia dan baik-baik saja. Sekarang, saatnya Bincang-bincang BBI Lintas Generasi. Sebuah feature yang aku buat untuk mengenal anggota BBI lebih lanjut. Hoho.

Bincang-bincang BBI Lintas Generaasi
Kali ini, aku kembali untuk membahas tentang salah satu anggota BBI yang dikenal sebagai legenda. Woow! Legenda apa, sih? Hem, bermula dari suatu buku yang cukup fenomenal di zamannya--di zaman aku belum masuk BBI dan main Goodreads--lahirlah seorang peresensi yang namanya cukup dikenal di arena per-goodreads-an. Ia berani mengeluarkan seluruh daya dan upayanya untuk membuat tulisan yang sangat komprehensif mengenai buku fenomenal tersebut. Hemm. Yap, dia adalah....

A.S. DEWI

*give applause for her!*

Sebelum aku mulai mengupas diri Mbak Dewi, aku akan menceritakan dulu awal mula aku kenal Mbak Dewi. Jadi, sebagai warga BBI yang masih unyu-unyu, aku benar-benar buta kemana harus berlabuh. Alhasil, saat aku nyemplung di forum, aku menemukan kalau ada grup whatsapp yang menjadi wadah untuk berkomunikasi. Berhubung aku tinggal di Depok, aku pun mencari kawanan warga Jabodetabek dan akhirnya menemukan... Mbak Dewi selaku admin grup whatsapp. Dengan kalimat malu-malu beda tipis sama malu-maluin, aku pun meminta kepada Mbak Dewi untuk dimasukan ke grup Jabo. Hoho. Dan akhirnya, saya resmi jadi warga Jabo yang yaaa rame abis. *barisan yang suka cerewet di grup.

Tidak hanya berkomunikasi lewat Jabo, suatu ketika, aku lupa siapa yang ngajakin, kayaknya sih Mak Ren, untuk main di Telegram. Berhubung aku memang punya Telegram karena tuntutan waktu jadi volunteer antek-antek acaranya Dino Patti Djalal, aku pun ikut terseret dalam grup Telegram bernama GGS. Grup yang akhirnya mengenalkanku lebih jauh kepada orang-orang BBI lainnya, dan salah satunya adalah Mbak Dewi tercintah. Hihi. Pada dasarnya, aku pernah ketemu sama Mbak Dewi sekali di IIBF. Tapi sepertinya karena memang kita berdua introvert, jadi nggak ngobrol lancar. Mafkeun. Mungkin kalau ketemu lagi aku bisa lebih bacot :" Kedip.

Baiklah, sekian basa-basi saya. Mari kita lanjut ke hasil wawancaraku dengan bloger sekaligus ibu dokter ini. Hoho.

Ps. Kalau ada tulisan tebal dan miring di dalam kurung, itu berarti komentar dari saya yaah. Hoho.


***

Aloha, MbakDew! Apa kabar? Hahahaha.

Semoga baik dan sehat selalu. Nah, di kesempatan yang cukup membahagiakan kali ini, aku mau sedikit ngobrol-ngobrol nih bareng Mbak Dewi yang katanya sih, living legend buku perkacrutan di BBI. Hoho. Jadi bikin penasaran deh. Yawes, mbak. Biar cepet, ini daftar pertanyaannya. Silakan dijawab sesuka hati. Mau panjang kali lebar kali tinggi juga nggak papa. Yang penting KUY.

Perkenalan dulu dong, mbak! Siapakah Mbak Dewi sebenarnya? Denger-denger, ngefans banget sama Adam Levine dan JKT48. Bisa dijelaskan?
Aku yang sebenernya? Gadis baik-baik pemilik blog Through Tinted Glass. Halal on the outside, hoe in the inside ðŸ˜‚.
Kamu denger dari mana aku ngefans Adam levine? Kebalik dong ah. Dia yang ngefans aku ðŸ˜Œ Yaaa aku emang suka sih sama suara melengking kejepit pintu ala mas Lipain. Tapi tetap...dia yang ngefans atuh.


(Gubrak. Mbak Dewi so narsis ini, mah. haha. Iyain aja lah. Biar Mbak Dewi senang.)

Kalo JKT48 sih....iyaaaa aku suka ðŸ˜‚
Sebenernya aku duluan suka sister groupnya di jepang yaitu AKB48. Lagunya enak-enak lho, Ji. Banyak yang maknanya dalam.


Tadinya aku gak merhatiin JKT48. Kuanggap versi lokal AKB, apa bagusnya? Bagusan yang asli lah.
Tapi sejak liat usaha keras anak-anak remaja itu, gimana beratnya latihan JKT48 yang tiap hari bisa ampe jam 1-2 malam, tapi mereka tetap berprestasi di sekolah, ya aku salut.
Aku selalu salut sama mereka yang berjuang keras meraih mimpi


(Kalo ini, jujurly, aku baru tahu. Intinya nggak boleh memandang sebelah mata orang lain kan, mbak? Oke, sip. Noted!)


Nah, waktu aku berkunjung ke blog Mbak Dewi, nama blognya cukup unik nih. Through Tinted Glass. Ada artinya nggak mbak? Mau tahu doong.
Blognya Mbak Dewi. Sila diklik kalau mau mengunjungi :D
 Sebenernya itu judul karena keabisan ide sih ðŸ˜‚

Aku pengen nama blog yang gak terlalu berbau 'buku', tapi di satu sisi menunjukkan si empunya emang suka baca. Makanya aku pake kata glass.

Kenapa tinted? Karena aku ndak suka clear glass. Clear glass itu panas, nyerap lebih banyak cahaya dan yang utama : gak ada privasi untuk orang di balik kaca


Tinted itu sejuk, orang di dunia luar ndak bisa melihat ke dalam dan mengetahui siapa yang ada di belakang kaca. Yang mereka liat cuma apa yang tampak di luar.


Blogku juga gitu. Orang-orang liatnya tulisan blog yang terpampang aja. Apa yang ada di baliknya, siapa bloggernya, biarlah menjadi rahasia semesta #halaaaah. Sok rahasia padahal ya nggak ðŸ˜‚

Okeh...jujur ya, Ji. Kenapa aku pake tinted glass itu karena mau ngasi kode kalo semua yang aku tulis ini ditulis pake kacamata yang tinted. Jadi mohon maaf kalo tulisannya kacrut atau reviewnya gak logis. Ya namanya juga ngeliatnya gak jelas karena kacamatanya burem.

(Ya ampun. Tapi masuk akal sih, mbak. Haha. Menarique juga ide-nya Mbak Dew. Hoho.)


Terus, Mbak Dewi sering dinobatkan sebagai Living Legend buku perkacrutan. Boleh banget mbak itu dijelaskan maksudnya apa. Aku sering stalking sih, dan review Mbak Dew bikin ngakak.
Jujurly, aku gak ngerti kenapa dinobatkan kayak gitu. Issue itu, Ji. Kamu jangan termakan issue.
Aku cuma pernah review beberapa buku kacrut kok. Lalu ada yang iseng menyematkan titel itu. Jiaahh x)) 

(((titel)))

(Tapi titelnya membekas, mbaak. Haha. Hem, jadi penasaran. Ada yang nggak setujukah kalau titel itu hanya isu? Hoho.)
Berhubung Bebi mau ulang tahun, apa aja sih pesan dan kesan Mbak Dewi selama bergabung di BBI? Terus, harapan ke depannya buat BBI apa sih, Mbak?
Kesan : BBI itu seru. Aku merasa menemukan keluarga baru di sini, yang sehobi dan bisa paham kegalauanku beli buku dan berburu diskonan.

BBI itu juga unik dan nyaman. Di sini gabungan berbagai orang yang berbeda selera dan pandangan, tapi bisa bergabung. Di BBI, seorang haters Twilight bisa dengan santainya mencela novel tersebut di depan fansnya. Dan sang fans tenang saja karena dia tahu selera gak bisa dipaksakan.


Pesan : Buat yang merasa BBI belum memberi rasa nyaman, seru dan unik seperti yang aku jabarkan di atas : "please give us another chance". Coba bergaul lagi dengan anak-anak BBI yang lain. Siapa tahu dikau ketemu yang sehati.


Harapan : semoga BBI tetap eksis dan anggota-anggotanya makin kompak. Semoga ndak ada yang merasa ada gap antara anggota BBI baru dan lama.

Silakan beri komentar tentang saya ya, Mbak. Tapi pliss banget yang baik-baik aja. Hahaha.
Puji itu...yang aku tahu aktif banget di UKMnya. Aku salut deh sama UKMnya.

Lalu yang aku suka dari Puji, dia gak segan berbaur dengan anak-anak BBI lama.


Banyak member seangkatanmu yang ngerasa 'jiper' sama anggota BBI lama, Ji. Aku pun bingung kenapa.


Kuharap, Puji bisa merangkul teman-teman BBI lebih banyak lagi yaa


(Hem. Sepertinya aku harus berterima kasih pada Telegram mbak yang soal bisa berbaur. Hehe. Tanpa telegram tercinta, mungkin aku nggak akan sebacot itu. Hoho. Aku juga makasih loh, sama member lama BBI yang menerima aku apa adanya. Meskipun masih baru, aku sudah bisa merasakan definisi BBI yang mbakdew sebutkan di atas. :D Love, BBI.)


***
Nah, demikianlah hasil bincang-bincangku bersama Mbak Dewi yang namanya sudah terkenal seantero jagad raya. Lagi-lagi, gegara berbagai macam tugas akhir dan lainnya, aku terlambat mem-posting tulisan ini. Huhu. Harusnya sebelum BBI ultah :( Ya sudahlah. Mau bagaimana lagi.

Akhirnya ya, angkatan 2013 sudah selesai diwawancara? Untuk berikutnya, siapa ya yang akan jadi korban saya? Hoho. Ada dong tentunya. Si doi sudah menyetujui untuk diwawancarai. Siapa dia? Silakan ditunggu dengan sabar.

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca :D

Sincerely, 
Puji P. Rahayu
Be First to Post Comment !
Post a Comment