BBI HUT 6 Marathon - Pengalaman Membaca Setahun Kemarin

Aloha!

Kembali lagi di #BBIHUT6 Marathon! Jadi, tiga hari lagi Bebi bakal ulang tahun. Wooow! Selamat, Bebi! Sudah enam tahun Bebi lahir dan makin menggurita di kalangan blogger Indonesia. Nah, di kesempatan dari postingan maraton kedua ini, aku akan setidaknya cuap-cuap mengenai genre dan juga penulis "new to me" setahun kemarin--khususnya, dari April 2016-April 2017. Sebenernya sih, kebanyakan masih genre roman. Tapi, aku mulai merambah banyak genre di tahun 2016. Bagaimanapun, tahun 2016 itu jadi titik saat aku bangkit dan rajin-rajinnya blogging. Bukan, deng! Merintis dunia per-blogging-an ini. Hoho. Yuk, simak bagaimana perjalan membacaku dalam setahun kemarin.

#BBIHUT6
Pertama, tak lengkap rasanya kalau aku belum menghitung seberapa banyak buku yang aku baca mulai dari April 2016-April 2017. Setelah ku menyelam di goodreads, akhirnya kutemukan bahwa jumlah buku yang aku baca setahun ini adalah.... 69 buku! Sebagai seseorang yang mood membaca dan meresensinya baru kembali, aku rasa itu pencapaian yang cukup luar biasa. *claiming. Tapi, kalau dibandingkan dengan pembaca  lain mah, saya lewat.

Kedua, siapa saja sih penulis baru buat aku setahun kemarin? Pada dasarnya, banyak sekali penulis baru buatku setahun kemarin. Kenapa? Karena di tahun sebelumnya aku lebih banyak baca teenlit. Sedangkan, setahun kemarin, bacaanku sudah berkembang dengan cukup luar biasa. Nah, berikut aku sebutkan satu-satu siapa saja penulis baru buatku. Ehh, aku sebutin sepuluh penulis yang paling berkesan aja, deh. Kayaknya PR banget kalau kusebutin semua :( *karena setelah aku hitung-hitung ada sekitar 37 penulis baru untukku tahun lalu. Hahaha.


Sumber gambar: goodreads
Penulis novel Pulang ini menjadi salah satu penulis yang kukenang. Mengapa? Alasannya karena cerita yang ia hasilkan membuatku penasaran lebih jauh dengan roman historis Indonesia. Apalagi, salah satu tutor bahasa Inggrisku menyatakan kalau aku harus membaca Tetralogi Pulau Buru setelah membaca Pulang. Lintang dan Dimas Suryo telah membuatku penasaran lebih lanjut akan karya Leila lainnya.


Sumber gambar: Goodreads
Konsep sekolah 'sihir' menjadi premis utama yang diajukan oleh Chainani. Meskipun, bentuknya berbeda. Yep, Soman Chainani merupakan salah seorang penulis middle-grade. Karyanya yang paling terkenal adalah The School for Good and Evil Series. Aku sudah membaca dua bukunya, sedangkan buku ketiga aku belum sempat. Pada dasarnya, dalam seri tersebut, banyak sekali hal yang terselip. Mulai dari feminisme, kebaikan, bahkan SOGI. Cukup mencengangkan ya hal-hal seperti ini terluki dalam buku middle-grade. Setidaknya, aku cukup menikmati karya Chainani yang ringan.


Sumber gambar: Goodreads
Nadia Khan merupakan penulis asal Malaysia yang salah satu bukunya berjudul Gantung. Sejujurnya, ini pertama kalinya aku membaca novel horor versi luar Indonesia. Baiklah, pengalaman membacaku versi horor/thriller dan kawan-kawannya hanya sampai pada Lexie Xu. Sehingga, membaca Gantung menjadi pengalaman pertama buatku. Aku salut dengan Nadia yang berhasil membuatku merinding saat membaca novelnya.



Sumber gambar: Goodreads
Penulis asal Norwegia ini menjadi salah satu penulis yang paling berkesan buatku karena tulisannya yang tidak biasa. Bagaimana tidak? Gaarder mencoba untuk memasukkan unsur filsafat dalam tulisannya. Bagi pemula, novel-novel karangan Gaarder dapat menjadi pilihan dalam memahami apa itu filsafat. Meskipun demikian, aku sampai sekarang belum sanggup membaca Dunia Sophie. Yaa, semoga bisa secepatnya aku berhasil membacanya.



Sumber gambar: Goodreads
Agak menyesal juga karena baru membaca karya Meyer di tahun 2017 ini. Bukannya apa-apa, nyatanya aku memang terlalu malas untuk membaca novel-novel tebal. Haha. Tapi, aku benar-benar tidak kecewa dengan karya Meyer. Menurutku, Meyer berhasil menjerat hatiku. Bahkan, rasanya aku tidak dapat berhenti saat membaca The Lunar Chronicles. Semoga saja karya Meyer lainnya akan se-fantastis The Lunar Chronicles.



Sumber gambar: Goodreads
Well, sejujurnya aku nggak pernah keberatan dengan yang namanya novel dengan tebaran barang branded. Kali aja aku bakalan paham suatu saat dan nggak bego-bego amat. Nah, novel dari Kevin Kwan membuatku lebih melongo lagi karena karakter-karakter yang tergambar so-fucking-rich. Drama komedi yang disajikan oleh Kwan membuatku sangat menikmati Crazy Rich Asians. Aku berharap bisa membaca lanjutannya secepatnya.



Sumber gambar: Amazon
Another Middle-grade author! Yap, Littlewood merupakan penulis novel middle-grade yang mengangkat tema tidak biasa. Aku bisa merasakan bagaimana serunya bermain bahan masak sihir. Littlewood berhasil menyihirku merasa menjadi anak-anak kembali. Ceritanya yang mudah dicerna dan sederhana membuatku ketagihan akan Bliss Trilogy.



Sumber gambar: Goodreads
Selain Leila S. Chudori, kupikir Okky Madasari akan menjadi penulis favoritku yang lainnya. Aku terkagum akan cara Okky menulis Entrok. Bagaimana berbagai macam isu dibenturkan. Dengan demikian, banyak pelajaran yang kudapat dari karya Okky. Aku bahkan tidak menyesal membaca perdebatan mengenai cinta, perempuan, politik, budaya, hingga, agama.



Sumber: Goodreads
"Kaki empat baik, kaki dua lebih baik." 

Sungguh alegori politik yang cerdas. Aku benar-benar suka cara Orwell menggambarkan peternakan binatang. Bagaimana relasi kuasa tercipta antara para babi. Bagaimana Napoleon memanfaatkan kekuasaan demi kesejahteraan dirinya. Ahh, benar-benar cerdas dan aku tidak menyesal baru membacanya sekarang.


Sumber gambar: Goodreads
"Selamat pagi, Emak! Selamat pagi, Abah!"

Berawal dari kerinduanku pada Keluarga Cemara dan tak sengaja kumenemukan novelnya di iJakarta, aku akan menyatakan kalau aku jatuh cinta dengan tulisan Arswendo. Begitu lugas dan juga sarat makna. Seharusnya, seluruh anak Indonesia membaca kisah ini agar mereka menyadari betapa beruntungnya mereka.


Sumber gambar: Canva, disunting oleh saya.
Kalau untuk genre sendiri, sebenarnya aku tidak jauh-jauh merambahnya. Aku masih baca roman dan fantasi. Mungkin, yang jadi tambahan adalah, aku mulai suka baca buku-buku middle grade seperti Bliss Trilogy. Jadi tertawa sendiri saat membacanya. Lalu, aku juga mulai jatuh cinta pada fiksi sejarah Indonesia karena Pulang dan Entrok. Yaa, semoga saja ada yang mau membelikan saya tetralogi Pulau Buru. Hoho. Selainnya sih, kebanyakan banyak genre yang agak klasik. Pada intinya, aku sudah mulai membaca selain genre yang biasa aku baca. Hohoho.

Mungkin, demikian cuap-cuapku di marathon hari kedua. Pada dasarnya, aku ini adalah orang yang terbuka dengan semua genre. Oh, ada sih yang aku anti banget, yaitu novel-novel berbau islami. Aneh, ya? Yaaa, sudah selera. Mau diapakan lagi. Bagaimanpun, setiap orang pasti punya preferensi genre masing-masing. Hohoho.

Demikian, tunggu cuap-cuapku berikutnya di hari esok!

Sincerely,
Puji P. Rahayu
2 comments on "BBI HUT 6 Marathon - Pengalaman Membaca Setahun Kemarin"
  1. beberapa sudah pernah kubaca karyanya .. beberapa belum. semoga kapan2 bisa baca karya2 mereka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba kak, dibaca. Selama setahunan ini, mereka lah yang membuatku terkesan. Hoho.

      Delete