Halo-halo!
Hari kelima dari rangkaian BBI HUT 6 Marathon! Yeay! Nah, untuk postingan kali ini, aku kebetulan berhasil mewawancarai salah seorang penulis yang menarik perhatianku di tahun ini. Yep, waktu itu aku membaca salah satu novel dari penulis ini dan merasa kalau cerita yang dituliskannya itu 'aku banget'. Dalam artian, aku suka banget sama cerita yang dibuat sama penulis ini.
#BBIHUT6 |
ERLIN NATAWIRIA
*Kasih tepuk tangan. Prok prok prok.*
Nah, hasil dari bincang-bincang yang kulakukan bersama Kak Erlin akan aku narasikan sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. *halah. Berikut hasil wawancaranya.
Bagi para pembaca yang mengikuti keseruan dari Blue Valley Series, tentu tak asing dengan novel Lara Miya. Novel bersampul hijau dengan gambar permen itu adalah salah satu karya terbaru dari Kak Erlin Natawiria. Penulis asal Bandung ini mengaku suka banget sama ramen dan juga hidangan-hidangan berbahan dasar telur. Sejak SMP, Kak Erlin sudah menyukai warna biru dan juga kopi. Terkadang, ia juga masih suka untuk menonton konser. Kemudian, untuk sekarang ini Kak Erlin sedang mendalami dunia brush lettering. Selain menjadi seorang penulis, Kak Erlin juga bekerja sebagai freelance content writer.
Pada dasarnya, Kak Erlin sudah mulai menulis sejak SD. Saat itu sih katanya menulis hanya sekadar hobi, dan nggak pernah terpikirkan akan ditempuh secara serius. *apa sih, Puj? Udah kaya mau nikah aja. Haha. Sewaktu menginjak SMA, baru Kak Erlin mulai serius dalam dunia tulis-menulis. Ia mulai berlatih melalui menulis di buku harian dua tahun berturut-turut. Demi mendalami lebih lanjut akan dunia tulis-menulis, Kak Erlin pun memilih untuk masuk jurusan Sastra Inggris. Selain itu, Kak Erlin juga mengharapkan bisa mendapatkan buku-buku yang bagus untuk dijadikan referensi.
Saat membaca Lara Miya, pasti terasa bahwa ada unsur lain yang bermain dalam novel tersebut selain roman. Kak Erlin mengakui bahwa ia tertarik untuk menulis genre selain roman, yakni fantasi dan thriller. Hal ini dipengaruhi oleh bacaan Kak Erlin tahun lalu yang kebanyakan thriller dan drama. Oh ya, unsur lain di Lara Miya pun juga dipengaruhi oleh bacaan Kak Erlin yang banyakan thriller, loh! Akan tetapi, untuk saat ini Kak Erlin lebih berfokus ke genre roman dan juga young adult.
Sebagai seorang penulis, tentunya Kak Erlin juga memiliki inspirator yang pada akhirnya memacu dirinya untuk terus menulis. Banyak sekali penulis yang menjadi inspirator bagi Kak Erlin. Tapi, kalau disuruh memilih lima inspirator top, maka Kak Erlin memilih Truman Capote, Jane Austen, Sitta Karina, Rick Riordan, dan yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan: Han Kang. Menurut Kak Erlin, mereka memiliki ciri khas kuat dan gaya menulis yang cerdas sekali.
Selain menceritakan hal-hal di atas, Kak Erlin juga sedikit bercerita mengenai Lara Miya. Lara Miya sendiri merupakan salah satu buku dari Blue Valley Series. Pada dasarnya, Lara Miya juga mengangkat tema kehilangan, sama seperti keempat buku lainnya. Yang menjadi pembeda adalah, Lara Miya dituturkan dari dua perempuan lintas generasi, yakni Miya dan Amaya, dengan kepribadian yang bertolak belakang. Sebagai anak hits kekinian, Miya enggak suka dengan tantenya yang kolot, begitu pula Amaya yang enggak tahan sama gaya hidup keponakannya yang terlalu modern. Namun, keduanya harus menghadapi kepergian dari orang paling mereka sayangi. Dalam situasi yang tampak sangat sulit, Miya dan Amaya mau tak mau harus bangkit untuk menata kembali kehidupan mereka, bersama-sama.
Baca juga Resensi: Lara Miya - Erlin Natawiria
Ngobrol Cantik bersama Erlin Natawiria |
Bagi Kak Erlin, menulis Lara Miya memiliki tantangan tersendiri karena hanya ada tenggat waktu satu bulan untuk mengerjakannya. Hemm, pasti berat sih ini. Kak Erlin mencoba menyiasati hal tersebut dengan memasang target menulis seribu kata untuk satu bab--yaa, meskipun ada yang kurang, ada yang lebih. Pada saat pengerjaan, sempat terhambat juga ternyata karena Kak Erlin sakit. Sehingga, ia harus mengejar tenggat waktu untuk pekerjaan juga. Lalu, tantangan yang dirasakan Kak Erlin bertambah karena ini pertama kalinya ia menulis cerita drama yang tokoh-tokoh utamanya bukan pasangan lawan jenis. Jadi, Kak Erlin harus mendalami karakter tokohnya lebih lanjut, terutama Amaya yang usianya nyaris setengah abad.
Nah, beralih ke pertanyaan-pertanyaan trivia. Dalam wawancara, aku menanyakan kalau semisal Kak Erlin bisa melakukan hal yang tak terbatas, apa yang akan Kak Erlin lakukan? Ternyata jawabannya cukup membuatku terketuk *ehm. Emangnya pintu? Jadi, ini aku pasang-tempel saja ya kata-katanya. Hehe.
Kalau bersyukur termasuk hal yang tak terbatas, aku pengin melakukannya. Entah karena faktor umur atau lingkungan, sepertinya aku semakin lama semakin sulit untuk mensyukuri peristiwa-peristiwa yang terjadi kepadaku, hahaha. Ini juga jadi catatan buatku, selalu bersykur.
Hemm, aku setuju sekali dengan Kak Erlin. Sepertinya kita memang harus ingat untuk selalu bersyukur pada Tuhan atas apa yang Ia berikat untuk kita.
Pertanyaan trivia yang kedua adalah, mengenai karakter dan buku apa yang akan Kak Erlin pillih kalau ia diberi kesempatan untuk masuk ke dalam suatu buku. Karena Kak Erlin masih terkesan dengan Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Kak Erlin ingin menjadi salah satu ikan julung-julung yang menemani Beliau dan Saya di Bus Damri keliling luar angkasa. Ikan, seperti Human Acts karya Han Kang, membuat kak Erlin memikirkan banyak hal--khususnya makna kehidupan--setelah membacanya.
Di akhir wawancara, Kak Erlin menyampaikan ucapan untuk BBI yang baru saja ultah. Berikut merupakan ucapan dari Kak Erlin:
Untuk BBI.
Selamat ulang tahun! Terima kasih sudah menjadi salah satu jembatan untuk para penulis dengan pembacanya. Aku juga menikmati resensi-resensi dari anggota BBI dan kadang menjadikannya referensi sebelum beli buku. Semoga ke depannya BBI bisa memberikan program-program yang lebih bermanfaat dan berkualitas.
Sukses selalu!
***
Demikianlah hasil ngobrol-ngobrolku sama Kak Erlin. Hem, ternyata Kak Erlin ini punya ketertarikan nih di genre selain roman untuk dituliskan. Kita tunggu saja kehadiran karya-karya Kak Erlin lainnya. Yeay!
Terima kasih banyak untuk Kak Erlin yang mengizinkanku mengeksplorasi Kak Erlin lebih jauh. Hoho. Semoga Kak Erlin semakin sukses dalam menuliskan suatu karya. Ditunggu ya kak, kehadiran karya barunya!
Baiklah. Selesai sudah postingan marathon untuk hari ini. Hari selanjutnya tentang apa, ya? Silakan ditunggu dengan riang gembira!
Sincerely,
Puji P. Rahayu
Aku qo penasaran ya genre yg pengen ditulisnya. Xixixi
ReplyDeleteAku juga nih, kak. Jadi kepo :o
DeleteKarya Kak Erlin yang udah kubaca baru The Playlist. Romance banget, berarti beda dengan Lara Miya, ya.
ReplyDeleteTapi, memang ada unsur kehilangan juga, dengan penyampaian yang nggak bikin nyesek. Makanya, aku suka. :D
Aku malah belum baca Kak Mpah yang The Playlist. Hehe. Tapi, ada unsur sesuatu gitu kak kalo di Lara Miya. Hoho.
Delete