Resensi: The Proposal of Love karya Mayya Adnan

The Proposal of Love

Sebuah kisah klise yang direplikasi ulang dengan bumbu-bumbu politik

karya  Mayya Adnan

 2 dari 5 bintang

Sumber gambar: Goodreads
Waktu baca: 15-18 Februari 2017
Penulis: Mayya Adnan
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal buku: 344 halaman
Tahun terbit: 2014
ISBN: 978-602-02-4525-6

Aira Maharani seorang gadis manis dan cerdas yang bekerja sebagai peneliti di Lembaga Konsultan Politik yang bertugas untuk mendampingi Vivian Mahesa selama jelang Pemilukada dihadapkan dengan tugas baru yang menjengkelkan. 

Dan itu berhubungan dengan Raditya Mahesa putra bungsu dari Reynaldi dan Vivian Mahesa, Raditya yang tampan, CEO Mahesa grup, playboy dan gemar bersenang-senang sering membuat keluarganya pusing bukan main. Selain itu apa tugas baru Aira?

Editor's Note
Ceritanya sangat aktual dan pas dengan konteks kekinian... pemilu, pemilukada... ditambah dengan roman yang mengduk-aduk emosi.

Informasi lebih lanjut dapat dibaca di:

Pertemuan karena sebuah tabrakan? Well, terdengar teenlit sekali, ya? Tapi itulah adegan awal dari The Proposal of Love. The Proposal of Love merupakan novel debut dari Mayya Adnan. Sesungguhnya, aku sudah pernah membaca tulisan Mayya di wattpad. Dan jujur, aku suka dengan cara Mayya bercerita di wattpad. Jadi, aku berharap mendapatkan hal yang sama di novel ini.

Aira, bekerja di Lembanga Konsultan Politik di bawah pimpinan Dimas Mahesa. Ia adalah perempuan yang cerdas dan selalu dipercaya dalam berbagai proyek besar di konsultan tersebut. Dengan kecerdasannya itulah, Aira dipercaya untuk mengawal pencalonan Vivian Mahesa, tante Dimas yang akan mencalonkan diri dalam Pemilukada.

Raditya, anak bungsu Keluarga Mahesa yang dikenal tampan dan penakluk perempuan. Atas permintaan Mamanya, Radit bersedia untuk menjadi ketua pemenangan Vivian dan bekerja sama dengan Aira. Sebagai lelaki yang dapat dikatakan matang, Radit memiliki pesona yang luar biasa dan tidak dapat ditolak.

Awal pertemuan yang tidak terlalu mengenakkan antara Aira dan Radit menjadi sandungan bagi kerja sama keduanya. Kemudian, kedekatan Aira dengan Dimas membuat Radit tiba-tiba saja merasa terganggu. Padahal, Aira adalah perempuan yang biasa saja bagi Radit. Dalam pikiran terliat Radit pun, ia tidak pernah  menganggap Aira istimewa. Nyatanya hal tersebut berubah saat ia merasakan suatu hal yang lain terhadap Aira.

Satu hal yang kusukai dari The Proposal of Love adalah, kisah yang tidak biasa. Menurutku, jarang sekali ada yang membahas strategi politik dalam satu karya fiksi. Apalagi, Mayya berhasil secara detail menjelaskan apa yang dilakukan oleh konsultan politik. Well, menambah pengetahuanku sih menegenai dunia. Remember that, tidak seharusnya seseorang itu apolitis.

Sayangnya, kisah yang seharusnya seru ini menjadi hambar kala banyak sekali plot hole yang tercipta. Mungkin, karena novel ini adalah jebolan wattpad, banyak sekali bagian yang dipangkas. Setahuku, penulis wattpad--karena aku pun juga penulis di sana--dapat menulis satu bagian cerita mencapai 20 halaman lebih. Jadi, untuk memangkas biaya produksi dan lainnya, akhirnya banyak bagian yang terpangkas. Inilah yang terjadi pada The Proposal of Love sepertinya. Sayang sekali menurutku. Padahal, kalau pemangkasan cerita ini dilakukan lebih smooth, pasti tidak akan membuat bingung pembaca.

Sumber gambar: canva, disunting oleh Puji
Satu hal lagi yang cukup mengganggu adalah inkonsistensi sudut pandang. Mayya terkadang bercerita dari sudut pandang Radit, Aira, atau orang ketiga. Sayangngnya, ada beberapa detail yang seolah lupa disunting saat ada perpindahan sudut pandang. Hal ini jujur saja membuatku tidak nyaman.

Selain itu, terkadang ada beberapa hal yang sangat drama. Seperti sikap Radit pada Aira yang menurutku berlebihan. Please deh? Masak iya Radit mengomentari suara Aira dalam term serius? Deuh. Kan aku jadi nggak pengin  menjadikan Radit most-favorite-character di novel ini. Mungkin, kalau aku disuruh memilih, maka Dimas yang akan jadi favoritku. Oh ya, yang sepertinya agak berlebihan adalah, penekanan bahwa para tokoh adalah keluarga Mahesa. Menurutku, nggak perlulah nama panjang mereka disebut berulang-ulang. Kalau repetitif gitu jatuhnya jadi ngebosenin. 

Well, setidaknya, Mayya sudah berhasil menghasilkan karya. Meskipun masih banyak kekurangan yang tercipta, aku berharap Mayya bisa berkarya lebih baik lagi. Lagipula, menurutku cerita Keluarga Mahesa bisa banget dijadikan series yang kece. Soalnya potensial. Semangat!

2 bintang untuk intrik politik yang diceritakan.

Sincerely,

Puji P. Rahayu
Be First to Post Comment !
Post a Comment