Guest Post: BBI Share the Love 2017 with Bintang Permata Alam

Wah. tak terasa sekarang sudah tanggal 22 Februari 2017. Otomatis, ini adalah hari terakhir bagi kami, peserta #BBISharetheLove 2017 untuk numpang eksis di blog lain. Hoho. Nah, kali ini, partner aku sejak kemarin, akan menceritakan sedikit tentang kecintaannya dengan buku-buku bergenre horor dan thriller. Padahal, partnerku ini ngakunya dia penakut. Loh loh. Kok kontradiktif? Baiklah. Yuk, mari disimak :D

Sumber gambar: canva, disunting oleh Puji
A Guest Post by Bintang Ach: Penakut, Kok Suka Baca Buku Horor?

Jika aku seorang selebriti, maka kemungkinan besar seluk beluk kehidupanku akan banyak dicari oleh semua orang, terutama para pemburu berita. Namun sayangnya, aku bukan selebriti dan aku bukan salah satu orang yang ‘kisah kehidupannya’ menjadi incaran utama para pemburu berita. Tapi anehnya, kenapa aku sangat ingin sekali orang-orang tahu tentang kehidupanku? Ok, mungkin kalian bisa menyebutku gila popularitas. Tapi memang iya, untuk apa aku melakukan semua ini kalau bukan untuk dikenal orang? Ingat loh, saya bukan orang munafik—dan oh ya, ini sombong banget *just ignore it*. So, lewat postingan Guest Post ini, aku akan sedikit bercerita tentang ‘hal apa’ yang ada pada diriku yang sebagian besar orang belum tahu.

Selamat datang di Rangkaian Terakhir dalam Event BBI Share The Love A Guest Post By Bintang Ach: Penakut, Kok Suka Baca Buku Horor?”

Setiap orang memiliki identitas mereka masing-masing. Identitas tersebut bisa berupa nama, ciri fisik, sifat, atau pun perilaku. Seseorang menjadi mudah dikenal dan diingat orang lain karena identitas yang mereka miliki. Jadi, apakah aku tidak punya identitas diri, sehingga orang-orang tidak mengenalku? Jawabannya adalah punya. Hanya saja, identitas diriku tersebut tidak untuk dipublikasikan secara besar-besaran, beda dengan selebriti. Selebriti, yang kehidupannya hampir tidak pernah lepas dari mata kamera, tentu sangat mudah untuk dikenal banyak orang. Seperti misal, Nikita Mirzani. Salah satu selebriti ‘panas’ tanah air yang terkenal dengan sifat ‘nakal’ dan segala kontroversinya itu. Dengan sifat dan karakter yang demikian, maka secara langsung akan membentuk image Nikita as a bad girl di mata masyarakat. Contoh lain lagi, Natasha Wilona. Pesinetron muda yang terkenal dengan kecantikan dan keluguannya tersebut, secara otomatis akan membuatnya memiliki image yang baik pula di mata banyak orang.

LALU, APA HUBUNGANNYA ANTARA NIKITA MIRZANI, NATASHA WILONA, DAN… AKU?

Hubungannya adalah… NGGAK ADA.

(Me: Ampun deh, Bin. -.- *lempar Bintang pakek batu)

Haha, well, ibarat novel, itu tadi hanyalah sebuah ‘prolog’. Sebuah pengantar singkat sebelum kita masuk ke pokok pembahasan. Jadi, mari kita bicara sedikit tentang…. aku. Untuk nama, mungkin memang sudah basi. Tapi nggak ada salahnya kalau aku kembali memperkenalkan diri, kali ini bukan sebagai Bintang seperti yang kalian kenal, tapi sebagai seorang… penakut. Dan ya, kalian bisa memanggilku Bintang si Penakut. Yah, itulah rahasia tentang diriku yang sudah lama ingin kuungkap ke permukaan—dan berharap sekali ada media atau infotainment yang berminat untuk menjadikannya berita. Ok, abaikan!

Nggak tahu kenapa, mungkin turunan dari Mama, aku ingin anak cowok yang penakutnya minta ampun. Kalau sekarang sih, karena udah nyadar badan udah segede king kong, yah udah berusaha lah untuk mengusir ketakutan itu—meski sebenernya sekarang juga masih agak takut-takut gitu sih hehe. Tapi beda halnya dengan dulu, saat aku masih SD dan SMP. Tahu nggak, mau cuci tangan di kamar mandi, mau ambil nasi di dapur, semua aku lakukan dengan… lari dan terburu-buru. Gila ya, tapi emang tiap kali aku berada di tempat gelap, sepi, dan sendirian, pasti yang muncul di kepalaku penampakan-penampakan yang bikin aku nggak waras seketika. Oh Tuhan, kutukan macam apa ini???

Tapi, ada satu hal yang perlu kalian tahu. Apakah itu?

Aku adalah salah satu pembaca—dan mungkin juga penikmat film—yang mencintai—ingat loh, MENCINTAI, bukan sekadar menyukai—segala novel/film bergenre horor. Jadi, tiga genre utama yang menjadi favoritku adalah horor, misteri, dan thriller.

Pertama kali mengenal buku horor, adalah saat aku membaca buku-buku dari Risa Saraswati. Buku Risa yang kebanyakan adalah novel horor, ternyata sangat meningkatkan antusiasku terhadap cerita-cerita sejenis. Alasan utama aku menyukai novel bergenre horor, adalah karena suasana tegang yang aku rasakan saat membacanya. Selain itu, alur dari novel horor tidak seperti novel roman yang cenderung membosankan dan itu-itu aja. Kalau di novel roman, kita sudah tidak asing, bahkan sudah bosan, dengan fasenya yang sama, dan terus menerus. Berawal dari mengenal, mungkin juga benci dulu, habis itu PDKT, makin ke sini makin cocok, eh jadian, kalau nggak gitu ya nikah. Secara garis besar, memang seperti itu kan? Pernah nggak sesekali berubah? Sejauh yang aku tahu sih jarang ya. Tapi memang sebagian besar seperti itu, dan menurutku sungguh menjenuhkan. Seperti sekarang, aku sedang berada dalam tahap bosan-bosannya baca cerita roman. Ada satu novel roman yang sedang aku baca sebenarnya, tapi beberapa hari ini nggak aku terusin karena memang itu, terlalu membosankan.

(Me: Yang pengin tahu seremnya salah satu karya Risa Saraswati, bisa banget tonton trailer filmnya di bawah ini. *lari. *sembunyi di balik selimut)



Jika di novel horor sendiri alurnya memang beragam dan menarik. Kadang juga dipadu dengan unsur misteri, yang membuat ceritanya semakin menarik untuk dicari tahu sumber masalahnya. Meski pada dasarnya, aku juga sering terintimidasi sama cerita horor setelah aku membacanya. Seperti ngerasa takut akan mengalami hal serupa dengan yang ada di cerita. Tapi, ternyata itu hanya sementara kok. Setelah itu, semua akan baik-baik saja. Nggak mungkin kok kalau tiba-tiba hantu dari buku itu lompat terus cekik kita sampai mati. IMPOSSIBLE!

Berbicara tentang novel horor dan misteri, penulis favoritku, selain Risa Saraswati, juga Ruwi Meita. Perkenalanku dengan novel Kamera Pengisap Jiwa dan Days of Terror berhasil membuatku jatuh cinta pada sosok Ruwi Meita, terutama ‘sosok’ tulisannya. Kecintaanku tersebut semakin besar, saat kemarin aku menyelesaikan Misteri Patung Garam. Dan diri situ, aku menyadari, sepertinya aku memiliki ketertarikan yang besar juga dengan novel detektif. Beneran seru, tegang, dan menuntut otak kita untuk berpikir keras, juga menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi dari setiap permasalahannya. So, selain mencekam, novel-novel tipe seperti ini juga membuat otak kita terlatih untuk menganalisa sebuah masalah. Beda dengan novel roman, yang kebanyakan ceritanya sangat mudah ditebak.


Novel-novel karya Ruwi Meita
Sumber gambar: Rumah Ruwi
Thriller. Ya, aku juga suka jenis cerita ini. Sebenernya, aku sendiri susah menemukan perbedaan antara novel misteri dan thriller. Sejauh ini, yang membuatku bisa membedakan keduanya adalah tokoh ceritanya. Jika di misteri, mungkin nih ya mungkin, masih ada kait-kaitannya dengan makhluk-makhluk astral, namun jika thriller, beda lagi. Tokohnya manusia—asli tentunya, bukan jadi-jadian—namun permasalahan yang dihadirkan biasanya tidak jauh-jauh beda dari kesan misteri. Jadi aku pun sebenernya agak bingung membedakan keduanya. Tapi ya sudahlah, terlepas dari semua itu, aku tetap suka dengan tiga genre favoritku ini: horor, misteri, thriller.

Dan, nggak nyangka kan kalian, seorang Bintang yang penakut seperti ini suka dengan jenis bacaan yang serem-serem gitu? Sebenarnya, ini hanya masalah selera. Mau sebear apa pun ketakutan yang dimiliki seseorang, kalau dia sudah suka, yah mau gimana lagi. Aku harap, kalian bisa memahami orang-orang sepertiku, haha. HIDUP ORANG PENAKUT YANG SUKA BACA BUKU HOROR!

Nah, itu tadi adalah cuap-cuap singkat dariku untuk Guest Post kali ini. Semoga kalian bisa menikmatinya ya. Terima kasih juga untuk Kak Puji sudah diperkenankan untuk numpang eksis di blognya. Semoga setelah ini banyak paparazzi yang ngerubutin aku, hahaha. Sukses untuk kita semua! Salam hangat nan penuh cinta dari kami, Bloger Buku Indonesia!

***

Nah, akhirnya kelar juga pengakuan Bintang. Wah, nggak nyangka ya kalau Bintang ternyata penakut. Kalau aku, aku paling nggak mau nonton film horor atau thriller. Tapi, aku masih mau baca buku bergenre itu. Yaa, meskipun diakhiri dengan merinding sendiri. Heueheu.

Dengan selesainya pengakuan Bintang ini, maka selesai sudah rangkaian BBI Share the Love 2017 di blog kami berdua. Sungguh bersyukur sekali bisa berkenalan dengan Bintang. Hoho. Sering-sering sharing aja lah kita nanti. Makasih ya sudah mau menerima saya apa-adanya. *Kedip. Oh, ya. Kalian juga bisa membaca guest post saya di blognya Bintang --> Di sini.

BBI Share the  Love 2017
Baiklah. Sepertinya aku harus undur diri. Terima kasih divisi event yang sudah menyelenggarakan event yang unyu ini. Jadi nggak sabar deh  menunggu event Bulan April. Yeay! My favorite month of the year! Terima kasih juga kepada  pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cuap-cuap saya dan Bintang.

Sampai jumpa di lain kesempatan dan teruslah berbahagia.

Sincerely,

Puji P. Rahayu
2 comments on "Guest Post: BBI Share the Love 2017 with Bintang Permata Alam"
  1. Waaah dikasih trailer film Danur nih, jadi makin serem aja wkwkwk. Btw, Danur adalah salah satu film yang aku tunggu tahun ini.

    Terima kasih ya Kak Puji uda dikasi kesempatan untuk numpang eksis (lagi) di blognya. Sukses untuk kuliahnya, sukses untuk Prayrahayu's Book, dan sukses untuk kita semua.

    Semoga bisa bareng lagi di next event atau apalah, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku nge-paste link-nya sambil takut-takut sendiri :3 Serem, euy. Woww. Selamat menonton ^^

      Sama-sama, Bintang. Aamiin. Sukses juga UN-nya. Hoho.

      Yapyap. Semoga, yaaa :D

      Delete