Jump
"Lain kali kalau sedang berorganisasi, ikuti aturan yang berlaku. Jangan suka seenaknya sendiri." Casablanca, hlm. 82.
By Moemoe Rizal
3 of 5 stars
Sumber: goodreads.com |
Genre : Fiksi remaja
Editor : Samira
Proofreader : Resita Wahyu Febiratri dan Christian Simamora
Penata letak : Dian Novitasari
Desain sampul : Jeffri Fernando
Penerbit : Gagasmedia
Tahun terbit : 2011, cetakan pertama
Tebal buku : vi+374 halaman
ISBN : 979-780-512-3
Harga buku : Rp19.000,- di TM Bookstore, Depok Town Square.
Five-six-seven-eight, we’re the prettiest, ready to fight!
Fight! Fight! Fight! We’re saying it right!
Cheer! Cheer! Cheer! We own the atmosphere!
C-C-C-CHEERLEADERS!
Akui saja, cewek berseragam cheerleader SELALU terlihat tiga level lebih keren daripada cewek-cewek jelata lainnya. Belum lagi rambut indah, bodi oke, dan kaki langsing seperti supermodel—helloooo..., cowok mana sih yang sanggup menolak pesonamu?
Dan, saat akhirnya resmi bergabung dengan squad, kamu juga otomatis menjadi populer. Nggak usah heran kalau teman mendadak bertambah banyak di akun Facebook dan Twitter-mu. Orang yang tak pernah kamu ajak mengobrol, tahu-tahu menyapamu saat berpapasan di kantin. They practically worship you, adore you. Nggak heran, kamu kan the next it girl?
Sayangnya, nggak seorang pun pernah bercerita seperti apa hidup setelah menjadi populer. Kamu terpaksa harus mengakui, tak sedikit orang yang iri padamu. Setiap kau membalikkan badan, orang-orang pasti menggosipkanmu. Mereka berharap bisa menjatuhkanmu, mempermalukanmu. Satu skandal dan, voilà , kamu jadi bahan tertawaan selama berminggu-minggu.
But here you are. Tak peduli seperti apa orang membencimu, menikammu diam-diam dari belakang, kau akan tetap berdiri di puncak piramida dengan pom pom di kedua tangan. Suck it up, Darling, you are a cheerleader.
Nggak semua cewek bisa seperti dirimu.
Informasi lebih lanjut dapat dilihat di:
Pada akhirnya, aku berhasil membaca salah satu karya Moemoe Rizal yang cukup terkenal. Yap, Jump merupakan salah satu novel Moemoe yang ingin kubaca dari dulu. Tanpa sengaja saat aku berkunjung ke TM Bookstore, aku menemukan novel ini. Tentunya, langsung aku bawa ke kasir dan kubayar.
Menurutku, Jump adalah jenis novel yang asyik untuk dibaca. Moemoe berhasil menghadirkan informasi yang cukup mendetail tentang kehidupan anak SMA kala itu, beserta dengan istilah-istilah cheerleading yang pastinya bikin pusing itu. Syukurnya, Moemoe berhasil mengolah penjelasannya dengan seru dan asyik. Bahkan, aku curiga kenapa Moemoe bisa seluwes itu menjelaskannya.
Namanya Keara. Mantan kapten cheers di Parahyangan International High School (PIHS). Setelah setahun menjalani lakon sebagai kapten cheers, akhirnya Keara harus menyerahkan jabatannya ke kapten cheers yang baru. Sayangnya, penyerahan tonggak kekuasaan itu tidak berlangsung dengan lancar. Keara batuk-batuk--yang diasumsikan sebagai tanda kesialan, dan ia lupa menyiapkan nama keempat untuk kandidat ketua cheers. Tanpa pikir panjang, pilihan keempat Keara jatuh pada Hers. Anggota cheers yang paling aneh di angkatannya.
Ternyata, kejadian buruk benar-benar menimpa Parahyangan Vista atau PV--squad cheerleader di PIHS. Beberapa bulan berlalu, anggota cheers yang baru masih belum memahami dasar-dasar cheerleading. Bahkan, yang membuat Keara melongo adalah saat salah seorang anggota tidak tahu apa itu High-V. Geram akan kelakuan Hers, Keara berinisiatif untuk turun tangan. Sebagai mantan kapten PV, Keara merasa bertanggung jawab akan squad-nya. Apalagi, dana untuk ekstrakurikuler telah dipotong bagi PV. Otomatis, kemungkinan PV untuk ikut kejuaraan menjadi sangat kecil. Dengan berbagai cara, Keara mencoba untuk membantu PV meskipun ia hanyalah seorang mantan kapten.
Selain menceritakan kehidupan Keara dan PV, Moemoe juga menggambarkan bagaima kehidupan percintaan unyu antar bocah SMA. Sebagai kapten cheers, ada peraturan tidak tertulis yang mengharuskan Keara untuk pacaran dengan Axel, kapten basket PIHS. Sayangnya, hubungan tersebut kandas di tengah jelas. Suatu ketika, Keara malah bertemu Jevana. Teman baiknya waktu kelas sepuluh. Berkat ledekan dari Viani--satu-satunya sahabat Keara, Keara akhirnya memahami apa itu cinta dan bagaimana caranya mencinta. Di bagian akhir, Moemoe mengungkap rahasia di balik "dana yang sedikit" di PIHS.
Image source: here, edited by me. |
Jujur saja, membaca Jump serasa mengingatkanku pada zaman SMA--meskipun aku nggak ikut cheerleader, sih. Tapi, mengingatkanku akan kehidupan berorganisasi. Mulai dari buat proposal yang ribet, rapat sana-sini, menentukan strategi untuk lomba, dan juga aksi saling sirik antara ekskul satu dengan ekskul lainnya. Pokoknya, novel ini berhasil membuatku bernostalgia sepenuhnya dengan zaman SMA.
Karakter Keara dalam novel ini mempunyai perkembangan karakter yang luar biasa. Dapat dilihat dari sikapnya di awal yang sungguh menyebalkan. Lalu, mulai berubah di sepertiga bagian akhir. Sebenernya, aku cukup sebel sama Keara. Dia itu punya pemikiran yang susah ditebak dan cukup bikin pembaca naik darah. Sikapnya plin-plan dan songongnya minta ampun. Duh, hampir aja aku DNF bacanya. Untung aku bertahan sampai akhir. Dan, akhirnya sungguh tak terduga. Meskipun, menurutku masih kurang detail penyelesainnya.
Oh, ya. Tentunya aku harus mengapresiasi cara Moemoe dalam bercerita dari sudut pandang Keara. Setahu aku, nggak mudah bagi seorang penulis untuk bisa mendalami karakternya. Apalagi, kalau karakternya berbeda jenis kelamin dari penulisnya. Intinya sih, aku salut Moemoe bisa menjelaskan kegalauan seorang remaja putri yang lebay dan populer.
Kalau dilihat dari sampul, aku mau memberikan nilai tambah juga. Jujur, menurutku sampul dari Jump ini menarik mata. Kombinasi warnanya pas dan proporsi gambarnya pun nggak berlebihan. Intinya, kalau kita ngelihat sekilas, bakalan tertarik dengan novel ini.
Meskipun masih ada kekurangan yang tertera di novel ini, aku masih bisa menikmatinya.
3 bintang untuk hubungan Keara dan Jevana yang menggemaskan.
Be First to Post Comment !
Post a Comment