The Truth About Forever by Orizuka | Book Review

The Truth About Forever
Kebencian Membuatmu Kesepian
"Kamu memang sakit, tapi bukan berarti kamu istimewa."--Kana.

By Orizuka
4 of 5 stars

Image source: Goodreads
Penyunting           : Gita Romadhona
Proofreader          : Valiant Budi Yogi dan Mita Supardi
Penata Letak        : Wahyu Suwarni
Desainer Sampul : Dwi Annisa Anindhika
Penerbit               : Gagasmedia
Tahun Terbit        : Cetakan pertama, 2008.
Tebal Buku          : 304 halaman
ISBN                   : 9797806243


Seberapa berharga sih satu detik itu? Tik. Sebentar saja dia langsung berlalu. Tik. Satu detik pergi lagi. Tak ada harganya.

Tapi tunggu sampai kau sadar waktumu hampir habis. Tik. Kau ingat selama ini jarang beramal. Tik. Kau teringat mimpi-mimpi yang nggak sempat kau wujudkan. Tik. Kau sadar nggak cukup menyayangi keluarga dan teman-temanmu. 
Tik. Tik. Tik. Kau panik, takut menyia-nyiakan lebih banyak waktu lagi.

Yogas merasa demikian ketika divonis nggak akan berumur panjang. Tapi bukannya memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik-baiknya, dia malah diam-diam pergi ke Yogyakarta. Kedatangannya ke sana nggak lain untuk balas dendam kepada orang yang dianggapnya bertanggung jawab atas semua ini. Bahkan kalau perlu, mati bersama.

Saat itulah cinta datang. Memberi pengharapan, membuatnya merasakan setitik kebahagiaan di dalam kelam hidupnya. Dan sekarang, keputusan itu ada di tangan Yogas. Karena cinta dan benci nggak akan pernah akur.

Jadi, Yogas..., pilih yang mana? Sementara kamu berpikir.... Tik.


***

The Truth About Forever merupakan novel Orizuka yang ingin kubaca dari dulu tapi baru bisa baca sekarang. Jujur saja, aku tersentuh dengan ceirta ini. Pelajaran yang dapat diambil pun banyak dan nggak terkesan memaksakan.

Bermula dari perjalanan Yogas ke Yogyakarta untuk mencari orang dari masa lalunya, Yogas malah bertemu dengan Kana. Tetangga satu kosannya yang unik. Di lain pihak, Kana juga merasa kalau Yogas adalah orang yang aneh dan tidak biasa. Bahkan, Kana menjuluki Yogas sebagai Tetangga yang Berasal dari Mars. Sejak awal, Yogas memang tidak ingin menjalin hubungan baik dengan orang baru, Meskipun Kana mencoba untuk mendekati Yogas, Yogas tetap bersikap menyebalkan dan seolah-olah tidak mau Kana berada di dekatnya. Fakta bahwa umur Yogas yang tinggal sebentar membuat Yogas berlaku demikian. Sayangnya, tanpa disadari, Yogas pun lengah dan akhirnya Kana bisa masuk dalam hidup Yogas. Bahkan, menjadi bagian terpenting dari Yogas yang tidak bisa bertahan lama.

"Orangtuaku bilang, apapun cita-citaku, aku pasti bisa raih kalo aku bener-bener berusaha. Makanya aku yakin bisa jadi penulis best seller. Kalo cita-cita kamu apa, Gas?"

Sebelum mengulas ceritanya, aku mau komentar dulu soal sampulnya. Jujur saja, kalau dilihat sekilas, sampul The Truth About Forever tidak terlalu menunjukkan arti ceritanya. Entahlah. Melihat sampul ini terkesan kalau cerita yang disajikan akan ceria dan berakhir bahagia. Sayangnya, Orizuka tidak bermaksud demikian. Akhir dari cerita ini menurutku cukup tragis dan menyedihkan :(

Mungkin karena novel ini merupakan karya awal Orizuka, aku masih bisa merasakan kekakuan Orizuka dalam mengolah ceritanya. Jujur saja, gaya bahasa yang digunakan di The Truth About Forever belum seluwes di The Chronicles of Audy. Masih terasa sekali gaya bahasa yang kaku dan nggak smooth. Well, aku memaklumi hal tersebut. Toh, menulis adalah proses. 

"Punya penyakit bukan berarti kamu gak bisa bahagia. Kalo gak ada yang nemenin kamu, aku yang bakal nemenin."

Sejak membaca bagian awal dari novel ini, entah mengapa aku sudah bisa menebak dengan mudah apa penyakit yang diderita Yogas. Padahal, aku sama sekali belum pernah membaca resensi atau bocoran apapun soal buku ini. Aku hanya tahu kalau novel ini akan berakhir sad ending. Menurutku, novel ini berhasil menyadarkan pembaca bahwa penderita HIV bukanlah orang yang harus kita hindari. Beban mereka sudah sangat banyak dan mendalam. Lalu, mengapa kita harus menambah beban mereka? Jadi, pelajaran moral yang dapat diambil dari buku ini cukup mengena. Please, just read this, guys.
the-truth-about-forever-by-orizuka-book-review
Image source: here, edited by me.
Sejujurnya, aku agak syok saat membaca twist yang disajikan. Aku keburu percaya lagi kalau penyebab Yogas menderita HIV adalah hubungan seks. Duh. Sempet kaget juga kalau Yogas bilang di gay. Ampun. Orizuka pinter banget memainkan twist ini. Aku bener-bener nggak menyangka kalau twist-nya akan seperti itu. Meskipun begitu, aku cukup sebal dengan kelakuan Yogas yang terlalu bunglon. Dia jadi terkesan tidak konsisten :o Menurutku, akan lebih baik kalau Yogas menerima Kana secara bertahap. Bukannya terima-enggak-terima begitu *digeplak. *bukan aku yang nulis juga. Haha.

Simpulannya, The Truth About Forever merupakan novel yang patut untuk dibaca. Pelajaran yang dapat diambil dari novel ini banyak dan kalian tidak akan menyesal.

4 bintang untuk janji Yogas untuk terus bertahan hidup :(

Ps. Siap-siap tisu ya kalau baca novel ini :3

the-truth-about-forever-by-orizuka-book-review

Be First to Post Comment !
Post a Comment