Dixieland Sushi by Cara Lockwood | Book Review

Dixieland Sushi
"Aku dan Bubba tidak bisa lebih bangga lagi padamu. Apa pun yang kau lakukan pastilah hal yang tepat untukmu."--Vivien Nakamura

By Cara Lockwood
2 of 5 stars

Source: here
Penerjemah       : Shandy Tan
Penerbit             : Elex Media Komputindo
Jumlah halaman : 312 halaman
Tahun terbit       : Februari 2013
ISBN                  : 9786020204765

Ketika pindah ke utara untuk menjadi produser sebuah acara televisi populer di Chicago, Jen Nakamura Taylor mengira dia telah meninggalkan masa lalunya yang canggung karena tumbuh sebagai keturunan blasteran Jepang dan kulit putih di sebuah kota kecil daerah Selatan. 

Sampai dia menerima kabar dari kampung halaman bahwa sepupunya yang cantik akan menikah dengan Kevin Peterson, pria yang selama bertahun-tahun sangat dicintai Jen. 

Jen sadar dia tidak bisa selamanya melarikan diri dari masa lalu. Kabar itu bukan hanya membangkitkan kenangan menyesakkan,tapi sekarang Jen yang lajang dan sangat sibuk, terpaksa harus mencari pasangan untuk menghadiri pernikahan sepupunya. 

Sementara itu, Riley-pria Inggris ganteng yang menjadi teman kantor Jen-kelihatannya bisa menjadi `pasangan` yang cocok. Bahkan pacar Riley pun menganggapnya sebagai ide bagus. Selama perjalanan menuju Dixieland, tanpa disangka, suatu percikan mulai terasa di antara keduanya. 

Belum lagi, ternyata Kevin Peterson yang telah dewasa tetap saja menawan! Di tengah-tengah situasi rumit, Jen toh pada akhirnya harus belajar mencintai silsilah, kehidupan cinta, bahkan dirinya sendiri.

***

Huah, akhirnya aku baca contemporary romance lagi. Sayangnya, kenapa sih aku selalu baca novel bergenre ini yang akhirnya tidak bisa jadi seleraku? Huhu. 

Bermula dari kisah Jen Nakamura Taylor yang sedang meniti karir sebagai produser televisi di daerah utara, Dilahirkan sebagai blasteran Jepang, membuat Jen mengalami masa-masa sulit waktu kecil. Ia pun sulit mendapatkan pujaan hatinya karena keadaan itu. Di saat ia mengira hidupnya sudah sempurna, tiba-tiba saja Jen disuruh pulang kembali ke selatan karena sepupunya, Lucy, akan menikah. Yang membuat Jen sama sekali enggan untuk datang adalah kenyataan bahwa calon suami Lucy merupakan pujaan Jen waktu sekolah dulu, Kevin Paterson. Di tengah-tengah keenganan itu, Ibu Jen, Vivien, terus memaksa Jen untuk datang. Karena tidak ingin merasa malu di hadapan Kevin, Jen memutuskan untuk mencari orang yang dapat menjadi pasangannya dan menemaninya selama prosesi pernikahan Lucy dan Kevin. Akhirnya, pilihan Jen jatuh pada Riley, teman sekantornya yang sudah punya pacar.

Jepang. Sushi. Diskriminasi. Kurang percaya diri. Not Asia-sentris.

Sebenarnya, aku merasa lelah membaca novel ini. Bukannya, apa-apa. Kok, kesannya Jen nggak bangga ya dengan kondisinya sebagai setengah Asia. Adaaa aja, keluhannya. Tentunya, aku sebagai orang Asia merasa kayak... errr... kesel aja gituuu.

Menurutku, ide ceritanya bagus sih. Dikatakan kalau Jen itu orangnya sangat-sangat pekerja keras. Ia rela menghabiskan waktunya demi pekerjaannya. Tapii, menurutku...kalau ini dibilang sebagai contemporary romance, I couldn't find the romance one... Kisah Jen dan Riley kurang tereksplor di sini. Iya sih, cerita perjalanan mereka udah panjang, tapi sayangnya, aku tidak bisa merasakan chemistry di antara keduanya. 

Ahh, berhubung penulisnya cinta banget sama Mr. Miyagi, aku tidak bisa lagi mengatakan apa-apa. Padahal, quote-nya jadi agak aneh gitu. Hahah. Ohh, iya. mungkin ini efek terjemahan kali ya, jadinya waktu aku baca novel ini sangat-sangat membosankan. Huhu. Aku nggak bisa enak gitu bacanya. *deuh, Maafkan.

Sorry to say, aku nggak terlalu suka sama novel ini. Banyak banget keanehan di dalamnya, dan sebenarnya, aku udah ilfeel dari awal sejak adegan sepatu roda.

--

Minggu, 10 April 2016
04.32 PM
Puji P. Rahayu
Be First to Post Comment !
Post a Comment