Nightfall
By Robin
Wijaya
2.5 of 5
stars
Penerbit :
Elex Media Komputindo
Editor :
Andriyani
Tebal halaman : 289 halaman
Tahun terbit : 2014
ISBN :
9786020252056
Sebeuah
pertemuan tidak sengaja dapat berakhir dengan begitu menyenangkan
|
Indonesia
Sebaris kalimat, sebuah undangan, dan luka pengkhianatan yang
belum sembuh. Ada hal-hal yang membuat Natalie memutuskan untuk menerima uluran
tangan Kris. Sikap pria itu membuatnya yakin kalau ia sanggup keluar dari
bayang-bayang masa lalu.
Seattle
Bagi Kris, obrolan dengan Natalie telah menjelma satu bentuk
perasaan baru. Pria itu menagih kesepakatan: sebuah pertemuan kembali. Ketika
temu dan harap menyatukan rasa, seorang pria dari masa lalu meluruhkan janji
yang telah dibuat Natalie.
Richland
Ada satu celah kosong bernama kehilangan. Benjamin
membutuhkan seorang teman, dan Natalie pernah mendiami tempat itu dulu. Ia
ingin Natalie hadir untuk sekadar menengok kenangan, namun siapa yang bisa
mengendalikan perasaan? Natalie dan Kris sadar cinta mereka yang masih dini,
bisa rapuh karena kenangan itu.
REVIEW:
Novel ini merupakan novel yang aku dapatkan dari giveaway yang diadakan oleh Stephanie
Sugia di blognya. Hehe. Nggak nyangka loh, kalau aku bisa beneran dapet. Kirain
enggak.
Aku sebenarnya pernah baca sekilas cerita ini di blog
pribadi milik Robin Wijaya. Ketika aku tahu cerita itu menjelma sebagai satu
novel utuh, jadilah aku langsung berburu novel yang satu ini.
THE FIRST LINE
Tidak
ada alasan lagi untuk menolak undangan dari seorang teman baik yang jaraknya
ribuan mil di seberang sana.
The Appearance:
Sebenarnya konsep kavernya bagus, but in someway, kurang artistik menurutku. Apa ya yang kurang? Konsep terbelah tiga itu menurutku kurang nendang. Heu.
Tapi aku suka kok sama gambarnya. Menggambarkan Seattle banget. Hehe
The Summary:
Dalam novel ini, ada tiga tokoh utama yang akan
bersliweran dari awal sampai akhir cerita. Natalie,
Kris, dan Ben. Hal yang cukup
menarik dari novel ini adalah gaya bercerita yang memfokuskan salah satu pihak.
Diawali dari kisah Natalie
yang menemukan kenyataan bahwa pacarnya, Gio, berselingkuh dengan perempuan lain. Karena hal ini, liburan yang
telah direncanakan dengan rapi di Eropa pun terpaksa berubah. Natalie berusaha
untuk menjauh dari Gio apa pun yang terjadi. Pada saat di bandara, di sanalah
Natalie bertemu dengan Kris, seorang
kurator seni asal Seattle. Tanpa sadar, keduanya terlibat obrolan seru dan pada
akhirnya berujung dengan Kris yang mengundang Natalie untuk berkunjung ke
Seattle.
Setelah memikirkan dengan matang, Natalie memutuskan
untuk memenuhi udangan Kris. Akan tetapi, Natalie merasa harus berkunjung ke
kediaman Ben—sahabatnya di masa lalu
yang dilanda depresi karena ditinggal mati pacarnya, Stefania. Dari sinilah cerita ini mulai berkembang. Mulai dari
perasaan Ben yang lambat-laun mulai berubah, hingga hubungan Kris dan Natalie
yang tiba-tiba berkembang dengan luar biasa.
Selain itu, ada juga beberapa tokoh lain yang punya
peran masing-masing dalam novel ini. Ada Gabriel
(Kakak Natalie), Sarah (Sahabat
Kris), Yusuf dan Susan (Orang tua Ben), serta Peter dan Jess.
The Opinion
Kalau boleh jujur, aku merasakan keanehan dari novel
ini. Menurutku, gaya bercerita Robin pada bagian Ben terasa sangat lambat. Aku
sampai kurang betah membacanya. Kemudian, aku merasa kok aneh aja Natalie dan
Kris bisa punya perasaan secepat itu. Intinya, aku merasa eksekusi dari cerita
ini sedikit terburu-buru. Lalu, aku merasakan penjelasan siapa Ben tidak terlalu
kentara di awal-awal cerita. Aku jadi bingung dan sibuk menerka siapa Ben
sebenarnya.
Ahh, tapi aku suka dengan penggambaran hubungan
persaudaraan Natalie dan Gabriel. Kesannya mereka berdua sangat caring. Aku juga suka karakternya
Gabriel. Jadi pengen baca Daylight kan
kalau kayak gini. Duuh. Aku juga suka dengan Sarah yang sangat perhatian dengan
Kris. Sarah merupakan sahabat yang baik. Love
her personality deh.
THE LAST LINE
True
love doesn’t come to you. It has to be inside you.
The Conclusion
Heem. Apa ya bilangnya? Kayak aku biasa aja bacanya. I means, kalau dibaca waktu senggang
boleh lah. Buat refreshing. Sayangnya,
masih aja ada yang aneh dari cerita ini. Heuhue.
Bacaan ringan di waktu senggang? Bisa lah baca ini.
Be First to Post Comment !
Post a Comment