Where She Went (Setelah Dia Pergi) by Gayle Forman | Book Review

Where She Went
(Setelah Dia Pergi)

“Aku sudah melepaskannya. Sungguh. Tetapi, dia ada di sini.”
By Gayle Forman

4 for 5 stars

Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama
Tebal halaman           : 231 halaman
Tahun terbit               : 2014, Cetakan keempat
ISBN                            : 978-979-22-7650-3


Move on is not something easy for someone


Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia. Setelah kecelakaan yang memorakporandakan hidup gadis itu…


…dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.

Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik Juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian, takdir mempertemukan lagi, untuk satu malam terakhir.

Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan--serta satu sama lain.

=================

Aku menyukai cerita dari sudut pandang Adam ini. Buatku, sudut pandang ini lebih hidup dan menyenangkan untuk dibaca. Aku bisa terbawa dalam emosi Adam dan, sungguh, aku suka kelanjutan kisah Mia dan Adam ini.

Adam Wilde. Seorang bintang rock yang mulai naik daun bersama bandnya, The Shooting Star. Setelah mengalami kemunduran, akhirnya Adam dan kawan-kawan bisa muncul kembali ke permukaan dengan album Collateral Damage yang langsung hits seantero kota. Adam mencintai Mia sedalam-dalamnya. Ia tetap mencintai Mia apapun yang terjadi. Meskipun ia terpisah dan tidak bisa bertemu Mia, Adam still loves her.

Mia Hall. Seorang pemain cello yang luar biasa. Setelah mengalami kecelakaan yang merenggut keluarganya, Mia adalah satu-satunya orang yang berhasil selamat. Sejak kecelakaan itu, Mia berhasil pulih. Sayangnya, Mia memutuskan untuk masuk Juiliard dan otomatis meninggalkan Adam.

Tiga tahun berlalu, keduanya bertemu kembali dengan keadaan yang jauh berbeda. Dua-duanya adalah bintang. Tentunya, berbagai hal mengiringi pertemuan mereka. Masa lalu pun semakin mewarnai pertemuan mereka. Tentunya, Adam butuh penjelasan atas kepergian Mia yang terkesan tidak pamit dan Mia… harus menjelaskan alasan yang sebenarnya.

“Kenapa tidak? Katakan. Kau berutang penjelasan!”
“Karena aku membencimu.”
“Membenciku? Kenapa?
“Kau membuatku tetap di sini.”

So Sad :(

Jujur, bila dibandingkan dengan If I Stay, aku lebih suka novel yang kedua. Sudut pandang Adam terasa lebih hidup. Aku suka gaya Adam yang sangat jujur. Kesedihan dan kegalauan dia, aku bisa merasakannya. Aku suka sekali gaya bahasa di sini.


Buatku, novel ini menyenangkan. Lumayan untuk baca-baca cantik. Ditemani segelas susu hangat dan kue, sepertinya cocok.

Oh ya, awalnya kukira Mia mati lho. Abisnya, di sinopsis bilangnya ‘…Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.’ Kan aku jadi tertipu. Berharap Mia emang mati. Hehe.

Pertama, aku mau mengomentari sampulnya. Aku suka warnanya. Ijo gitu. Jadinya seger. Terus, aku akhirnya menyadari maksud gambar gitarnya yang kebalik. Itu melambangkan keadaan Adam setelah kepergian Mia kali ya.

Jalan cerita. Jalan ceritanya sebenernya sederhana. Ceritanya sih, CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Iya. Jadi, menceritakan gimana kondisi Mia dan Adam yang bertemu kembali setelah hubungan mereka yang bisa dikatakan’putus’ setelah tiga tahun berlalu. Sederhana tapi ngena gitu deh. Kalau menurutku.

Hemm. Yang kurang apa ya? Flashbacknya sih. Ternyata, Gayle Forman ini memang konsisten menulis dengan gaya bolak-balik masa lalu dan masa sekarang. Sebenernya, agak membingungkan sih kalau kita nggak cermat, tapi cukup menyenangkan.

Bagian favoritku ya yang waktu Adam dan Mia memutuskan untuk melanjutkan hidup bersama. Yeay. Sumpah. Itu romantis banget menurutku. Heu. Aku pengen kayak gitu. *sayangnya aku tahu itu hanya mimpi*

Kesimpulannya sih, aku suka sama novel ini. Hemm, apa mungkin aku sukanya kalau  diceritakan dari sudut pandang cowok ya? Haha.


Be First to Post Comment !
Post a Comment