The Pregnancy Test (Kejutan Istimewa) by Erin McCarthy | Book Review

The Pregnancy Test (Kejutan Istimewa)

1 of 5 stars
NY Girlfriend Series #1
Penulis : Erin McCarthy
Penerbit : Dastan Books
ISBN : 9786029267310


Hidup Mandy Keeling berubah seratus delapan puluh derajat sejak ia mengetahui kalau dirinya hamil. Ayah sang bayi memutuskan hubungan mereka dan mengatakan pada Mandy kalau dirinya tidak menginginkan anak lagi. Mandy terpaksa menjual toko mainan yang dimilikinya supaya ia bisa bekerja dengan waktu yang tidak terlalu lama dan mendapatkan tunjangan kesehatan.


Damien Sharpton, biasa dijuluki Demon oleh karyawannya, adalah seorang bos yang gila kerja, angkuh, tidak berperasaan, berlidah tajam, dan sering membuat bawahannya menangis. Setelah pernikahan pertamanya berakhir tragis, Damien tidak berencana untuk jatuh cinta atau menikah lagi. Namun, tekadnya itu berubah sejak ia bertemu dengan Mandy. Damien tidak tahu kenapa ia mempekerjakan Mandy yang pada hari wawancara muntah di keranjang sampahnya. Mandy bekerja dengan baik, berhasil menutupi kehamilannya, dan menjalin kerja sama yang menyenangkan dengan Damien meskipun hanya melalui e-mail dan chat. Perlahan, Mandy mulai menyadari bahwa Damien tidak seburuk yang dibicarakan orang-orang. Sedangkan Damien, setelah mengetahui kehamilan Mandy, malah semakin terpesona dengan tekad dan ketabahan Mandy untuk membesarkan bayinya sendiri. Namun, berbagai cobaan menghadang hubungan mereka, seperti mantan Mandy yang tiba-tiba muncul dan mulai bersikap seperti seorang pria yang bertanggung jawab, juga masa lalu Damien yang terus menghantuinya. 

Apakah Mandy mampu menyembuhkan hati Damien dan membuat Damien mampu menghilangkan kepedihan akibat trauma pernikahannya sebelumnya? Dan apakah Mandy siap berkomitmen di dalam hidupnya setelah hatinya tersakiti karena kekasih yang tidak bertanggung jawab?

Review:

Mandy hamil dan butuh pekerjaan. Ayah dari si bayi tidak mau bertanggung jawab. Akhirnya, Mandy menjadi sekretaris Damien Sharpton—bos yang gila kerja dan dikenal kejam. Tanpa sadar, mereka berdua jatuh cinta dan bahkan menghabiskan waktu di Punta Cana bersama-sama. Sayangnya, Ben—si ayah biologis bayi Mandi—datang dan ingin bersikap bertanggung jawab. Sedangkan Damien harus terbayang-bayang terus akan kematian istrinya.

Plotnya lambat banget. Terus, aku agak ilfeel sama Mandy. Ya masa dia pacaran sama Ben yang umurnya empat puluh tahunan? Yaa, meskipun biasanya om-om ganteng itu exist, tapi kok aku malah ilfeel di sini? Mungkin faktor penggambaran Ben yang kurang menarik.

Terus, per bab itu berasa lama banget. Adegannya satu tapi berbab-bab. Sebel banget.

Aku sama sekali nggak kasihan sama Mandy atau bahkan Damien. Aku cuma bisa memutar bola mata saat baca novel ini. Kok gini ya? Gini banget gitu? Haduuuh. Sebel sendiri bacanya.

Awalnya, aku meninggalkan novel ini untuk bacaan terakhir—kukira I will not disappointed because the synopsis looks so good. Sayangnya, perkiraanku salah. Malahan, novel pertama yang aku baca aja—Texas Wildflower—lebih bagus dari ini. Meskipun endingnya nyebelin.


Menurutku, karakter Mandy itu agresif banget. Males banget jadinya wkatu baca. Terus, menurutku Mandy dan Damien itu terlalu cepat jatuh cinta. Cepet banget. Nggak ada dramatisasinya. Bayangkan! Damien tertarik sama Mandy Cuma karena baca surel sama chatnya doang. Udah, tertarik. Diboyong ke Punta Cana, terus the rest of it is history. 

Padahal, sampur dari ini lumayan lho! Nggak berarti bagus banget juga, sih. Hanya saja bikin tertarik lihatnya.

Apa akunya aja yang nggak cocok baca Contemporary Romance? Bingung sendiri deh jadinya.

Yaa pokoknya, so sorry, I just can give one star for this novel.


Be First to Post Comment !
Post a Comment