Seri Immortals : Buku Empat
Damen mengerutkan kening. Dia mendesah dan menggeleng. Tatapannya muram.
Tak pernah kulihat dia seperti itu sebelumnya. “Kenapa kamu memercayai Jude,
Ever? Kenapa kamu menceritakan kelemahan-kelemahan kita kepadanya?”
Ever rela melakukan apa pun demi menyelamatkan Damen, cinta sejatinya, dari kutukan akibat ramuan yang diminumnya. Mulai dari memanfaatkan sahabatnya sendiri, Haven, sampai mempelajari ilmu sihir. Namun, ketika Ever mempraktikannya, sihir itu justru berbalik menyerangnya. Karena panik dan putus asa, dia meminta bantuan pada Jude, pria yang selama ratusan tahun selalu mengejar dan berusaha mendapatkan cintanya.
Kerumitan bertambah saat Damen mengetahuinya. Dia merasa cemburu, marah, serta kecewa terhadap Ever. Sementara itu, Ever yang semakin larut dalam ilmu sihir tanpa sadar malah berisiko mencelakakan Damen.
Penulis : Alyson Noel
Alih Bahasa : Nuraini Mastura
Penerbit : Mizan Publika
ISBN : 9789794336502
Ever rela melakukan apa pun demi menyelamatkan Damen, cinta sejatinya, dari kutukan akibat ramuan yang diminumnya. Mulai dari memanfaatkan sahabatnya sendiri, Haven, sampai mempelajari ilmu sihir. Namun, ketika Ever mempraktikannya, sihir itu justru berbalik menyerangnya. Karena panik dan putus asa, dia meminta bantuan pada Jude, pria yang selama ratusan tahun selalu mengejar dan berusaha mendapatkan cintanya.
Kerumitan bertambah saat Damen mengetahuinya. Dia merasa cemburu, marah, serta kecewa terhadap Ever. Sementara itu, Ever yang semakin larut dalam ilmu sihir tanpa sadar malah berisiko mencelakakan Damen.
Review:
Akhirnya, aku memantapkan diri untuk membaca seri
Immortals ini kembali. Iya, sekitar satu tahun yang lalu, aku sudah baca ketiga
buku sebelumnya. Awalnya sih, yang di buku pertama aku suka banget. Meskipun
bahasanya agak gimanaa gitu. Intinya ada bagian-bagian yang membosankan. Di
buku kedua, sama juga. Tapi masih bisa ditolerir. Di buku ketiga itu yang bikin
mencak-mencak. Capek banget bacanya. Ceritanya tambah ngambang dan makin nggak
jelas.
Setelah baca buku ketiga, aku jadi radak nggak
semangat untuk baca buku keempat. Males banget. Di bayanganku sih, bakal
membosankan juga. Tapi berhubung aku nggak ada bacaan, ya sudahlah, aku pasrah saja membaca lanjutan dari seri
Immortals.
Oke, mari kita bahas buku keempat ini.
Kata yang bisa menggambarkan buku ini. Bosan. Seriusan
deh. Masih tetep panjang banget alurnya,
masih banyak banget masalahnya, masih banyak bagian nggak pentingnya.
Contohnya nih, ada bagian yang menceritakan Romy
sama Rayne. Ternyata, bibi mereka waktu penghukuman Penyihir Salem itu Ava.
Iya, Ava si penyihir yang sempet nolongin Ever di buku kedua—kalo nggak salah—yang
akhirnya berkhianat karena meninggalkan Damen bersama Roman. Kok kayaknya
nambah-nambahin konflik gitu ya?
Terus, Ever itu minta digeplak banget. Plin-plannya
itu nggak bisa ditolerir banget. Seharusnya kalau tahu dia nggak bisa pakai
sihir, nggak usah sok bisa deh. Udah gitu, dia malah mengikatkan diri sama
Roman. Tambah bodoh banget waktu dia nggak ngomong apa-apa sama Damen. Ya
ampun, Ever! Damen itu jatuh cinta pakek
banget lho sama kamu! Geez.
Untungnya nih, ada sedikit bagian yang lumayan seru.
Jude di bawa Ever ke Summerland—nggak tahu juga kenapa Ever ini kok terbuka
banget sama Jude. Nah, di sana Jude masuk ke Balai Pengetahuan dan mendapati
fakta bahwa dia adalah pengganggu sejati hubungan Damen dan Ever. Tapi, Jude
memutuskan untuk tidak mengganggu lagi dan berjanji untuk membiarkan Ever dan
Damen bahagia—kalau aku sih nggak yakin ya.
Nah, terus ada bagian waktu Roman akhirnya mati.
Seneng banget sih bacanya. Tapi matinya nggak keren sih. Cuma dipukul di
cakranya yang terlemah sama Jude. Terus jadi abu deh. Terus ketemu Drina di Shadowland. Hah, akhirnya sih Ever nggak bisa ngedapetin penawar racun
yang ada di tubuh Damen. Poor you, Ever.
Intinya sih, novel ini membosankan—oke deh, nggak
semuanya membosankan. Ada bagian yang serunya. Tapi, alurnya luaaambaaaat
banget. Berasa semuanya dikupas satu-satu gitu. Nggak habis-habis. Jadinya
nggak menarik aja. Emang sih, ada bagian yang seru. Ada karakter yang bisa
dikecein—iya, si Damen, soalnya dia cinta mati banget sih sama Ever. Ada
karakter yang berasa minta digeplak dan ditimpuk—Ever lah, udah plin-plan,
nyusahin orang pula. Lebih parah nyusahinnya daripada Bella di Twilight. Sigh.
Setelah baca novel ini, aku jadi agak ragu-ragu
untuk meneruskan baca buku selanjutnya. Tapi penasaran juga gimana akhirnya
mereka bisa bersatu—kan mereka nggak bisa bersentuhan. Terus nanti lawan mereka
siapa—kan Roman sama Drina udah terbuang ke Shadowland. Terus nasib Jude
gimana—ceritanya kan dia udah ngeikhlasin Ever sama Damen. Penasaran sih, tapi
juga takut bosan. Hahh, mari lihat nanti saja.
Ini abis ubek-ubek, malah cuma nemu quote yang
standar banget. Nggak papa deh
Be First to Post Comment !
Post a Comment